Jejak Pramuka Tangguh: Perjalanan yang penuh dengan tekad demi menjejaki Pulau Mentawai
“A scout is never taken by surprise; he knows exactly what to do when anything unexpected happens.” (Seorang pramuka tidak pernah terkejut; dia tahu persis apa yang harus dilakukan ketika sesuatu yang tidak terduga terjadi.) Sebuah ungkapan dari Bapak Pandu Dunia Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, ungkapan yang menjadi acuan bagi setiap Organisasi Kepanduan Dunia termasuk salah satunya Pramuka.
Pramuka adalah singkatan dari Pradja Muda Karana, yang memiliki arti “ Rakyat Muda Yang Suka Berkarya“. Pengertian tersebut menjadi dasar pelopor pergerakan anak muda di Indonesia. Begitu juga di ICBS, Pramuka merupakan salah satu ekskul wajib bagi seluruh santri, guna untuk melatih dan memaksimalkan setiap potensi yang ada di dalam dirinya, baik itu intelektual, spiritual, sosial, dan fisik. Di bawah bimbingan Kak Mustamir, S.Pd selaku Ketua Gugus Depan ICBS Alhamdulillah telah banyak menoreh prestasi salah satunya, Gugus Depan ICBS berhasil mengirim salah satu santrinya sebagai peserta Perkemahan Bela Negara di Kepulauan Mentawai.
Demi menggapai cengkeraman lembut embusan angin Mentawai, Sang Anak Pemuda Pramuka dari ICBS memulai perjalanan luar biasanya. Dalam jejak tangguhnya, dia tidak hanya membawa tekad dan semangat Baden-Powell, tetapi juga makna mendalam dari Pradja Muda Karana – menjadi bagian dari rakyat muda yang suka berkarya, di mulai dari persiapan seleksinya hingga ia terpilih menjadi salah satu peserta Perkemahan Bela Negara tahun 2023 di Kepulauan Mentawai.
Ia adalah A. Syahru Reza Topa, santri kelahiran desa Mahato Kab. Rokan Hulu, di lingkungan pesantren ia akrab dipanggil Reza santri yang selalu aktif dalam kegiatan keasramaan dan sekolah. Banyak prestasi yang telah ditorehkannya salah satunya menjadi Komandan Upacara pada peringatan Hari Santri Nasional tahun 2023 Se-Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Santri bertempat tinggal di Rokan Hulu ini juga tertarik dengan kegiatan Pramuka, awal mula ketika ia mengikuti Gerakan Pramuka ini, ia hanya berpikir sebagai kegiatan bersenang-senang tanpa arah dan tanpa tujuan, namun pikiran itu berubah 180 derajat seketika saat ia ditunjuk sebagai salah satu peserta mewakili ICBS dalam penyeleksian calon peserta Perkemahan Bela Negara tahun 2023 di Kepulaun Mentawai.
Ia yang tidak tahu sama sekali tentang materi dan teknik kepramukaan harus belajar memulainya dari nol, ini merupakan sebuah sikap kesanggupan atas segala konsekuensi yang akan ditempuhnya ke depan. Bagi kebanyakan orang ini akan menjadi hal yang merumitkan, hal yang sia-sia, dan hal yang tidak mudah namun tidak bagi Reza sesuatu ini ia anggap tantangan dalam dirinya, “Mampu atau tidak ?, Tangguh atau menyerah ?“ Itulah isi dari benaknya. Perjalanan dimulai ketika reza dikarantina untuk berkemah 1 pekan lamanya guna untuk mempersiapkan segala aspek penyeleksian.
Menit demi menit hari demi hari proses penyeleksian dilalui dengan semangat dan pantang menyerah, tinggal 1 hari lagi yang dijadikan sebagai hari penentu apakah lulus atau tidak, tatkala ketika hari terakhir kegiatan seleksi tiba Reza dan teman-temanya dinasehati akan pentingnya sedekah serta sopan santun terhadap yang tua. Semua nasihat yang disampaikan dilakukannya, termasuk Reza sebagai salah satu dari 5 perwakilan ICBS yang konsisten dalam mengamalkan sedekah. Bahwa dengan sedekah semua urusan dapat dimudahkan oleh Allah SWT. Tekad kesungguhan serta perjuangan yang rela mengorbankan segala sesuatunya baik dari waktu, tenaga bahkan hartanya rela ia kerjakan, demi ia terpilih sebagai salah satu peserta perkemahan Bela Negara tahun 2023 di Kepulauan Mentawai.
Tatkala semuanya pada istirahat dan tatkala semuanya pada mengeluh mengenai penyeleksian tersebut namun tidak dengan Reza, bahkan dengan tekad yang begitu besar ia rela bermalam-malam dalam belajar, dalam mempraktekan, serta dalam beribadah untuk memunajat, dan tak pula doa restu ibunya ia pinta.
Al-hasil dengan usaha-usaha yang dilakukannya, Alhamdulillah Reza berhasil lulus menjadi salah satu peserta yang diutus pada Perkemahan Bela Negara Tahun 2023 di Kepulauan Mentawai. Sujud syukur dan kegembiraan hatinya tak terbendungkan, di akhir sujudnya ia sampaikan kepada keluarga yang sudah menunggu kabar dari putra bungsunya, di seberang salam rindu serta kebahagiaan terpancar dari Ibundanya yang mendengar kabar ini. Betapa tidak bahagia seorang anak bungsu dan seorang anak laki-laki yang dirindukan memberikan kabar bahagia kepadanya. Lain pula isak hati pilu serta isak ucapan alhamdulillah di dalam hatinya seorang pembina seorang pelatihnya juga terharu akan perjuangannya, tekadnya, serta kesungguhannya.
Pulau Mentawai, tempat dengan keindahan alam yang memukau, menjadi tantangan dan tujuan yang penuh arti. Setiap langkah yang diambilnya adalah manifestasi dari semangat pramuka yang tidak pernah terkejut, yang selalu tahu persis apa yang harus dilakukan ketika menghadapi sesuatu yang tidak terduga. Dengan semangat yang membara dan tekad yang menggebu, Reza memulai petualangan luar biasanya di Pulau Mentawai. Angin sepoi-sepoi Mentawai menyambut langkahnya, membawa aroma petualangan dan tantangan yang tak terduga. Dalam jejaknya yang tangguh, Reza tidak hanya membuktikan dirinya sebagai pramuka yang siap menghadapi segala kondisi, tetapi juga sebagai representasi dari semangat Pradja Muda Karana. Ia adalah bagian dari generasi muda yang suka berkarya, yang tidak hanya berbicara tentang tekad tetapi juga bertindak untuk mewujudkannya.
Seleksi menjadi peserta Perkemahan Bela Negara tahun 2023 di Kepulauan Mentawai menjadi langkah awalnya. Reza, yang awalnya tidak tahu banyak tentang kepramukaan, membuktikan bahwa ketidaktahuan bukanlah penghalang untuk belajar dan berkembang. Dengan keterlibatannya dalam kegiatan Pramuka, ia menemukan bahwa setiap tantangan adalah peluang untuk tumbuh dan mengasah kemampuan dirinya. Bertempur melawan waktu dan melalui serangkaian seleksi yang ketat, Reza menunjukkan kegigihan dan keuletannya. Di tengah persiapan yang intens, belajar dari nol, dan melewati berbagai ujian, ia terpilih sebagai salah satu peserta yang beruntung. Ini bukan hanya prestasi pribadinya, tetapi juga kebanggaan bagi Gugus Depan ICBS dan semua yang telah mendukungnya.
Pulau Mentawai, yang awalnya hanya tergambar dalam imajinasinya, kini menjadi panggung petualangannya. Di sinilah Reza menemukan arti sebenarnya dari semangat Baden-Powell yang diterapkan dalam ungkapan, “A scout is never taken by surprise; he knows exactly what to do when anything unexpected happens.” Di Pulau Mentawai, setiap kemampuan yang dipelajari dan setiap nilai yang ditanamkan oleh Pramuka diuji, dan Reza tahu persis bagaimana menghadapi setiap tantangan.
Melalui malam-malam berkemah, aktivitas bela diri, hingga tugas-tugas survival, Reza tidak hanya menjelajahi alam Mentawai secara fisik, tetapi juga menjelajahi potensi dan ketangguhan dirinya sendiri. Setiap jejaknya adalah cerminan dari semangat pramuka yang siap berkontribusi positif kepada masyarakat dan bangsa. Kisah Reza di Pulau Mentawai bukan hanya kisah petualangan semata, tetapi juga kisah inspiratif tentang bagaimana seorang anak pramuka dengan tekad dan semangat dapat menaklukkan batas-batas diri dan meraih prestasi yang luar biasa. Langit Mentawai menyaksikan pertumbuhan dan jejak tangguh Sang Anak Pemuda Pramuka dari ICBS, membuktikan bahwa pramuka adalah lebih dari sekadar organisasi, tetapi suatu perjalanan menuju keunggulan dan kedewasaan.