Belajar Tidak Hanya Untuk Mengasah Perkembangan Kognitif Tapi Juga Mengasah Perkembangan Sosial Emosional

Mungkin selama ini kita semua terpaku dengan stigma kalau belajar adalah untuk menjadi pintar dalam semua mata pelajaran yang diberikan dan disajikan dalam jam pembelajaran, sehingga tak jarang para guru kejar target untuk tercapainya dan tuntasnya sebuah materi dalam pembelajarannya. Tak heran juga jika dalam pembelajaran akhirnya banyak ditemukan permasalahan, mulai dari guru yang stress dengan nilai siswanya yang tidak mencapai KBM ( kurikulum 2013) atau KKTP (kurikulum merdeka ), sementara dari siswa sendiri juga mengalami tingkat stress yang tak kalah parahnya dari guru karena mereka harus tuntas dalam semua mata pelajaran yang dipelajarinya.
Melihat fenomena ini, seharusnya dalam pembelajaran kita tidak harus menuntut anak pintar di semua mata pelajaran, karena setiap anak yang ada di depan kita adalah pribadi yang unik, unik dengan potensinya masing masing, ada yang nantinya akan menjadi guru, dosen, polisi, anggota dewan, pengusaha, pengacara, walikota, bupati bahkan mungkin seorang presiden, jadi janganlah kita menuntut mereka untuk bisa menguasai semua mata pelajaran yang diberikan.
Masa sekolah bukan hanya masa untuk belajar dalam kelas dan berkutat dengan buku pelajaran namun juga merupakan masa untuk berinteraksi sosial dengan orang lain, masa dimana kita bisa belajar mengenal kepribadian orang lain, bagaimana membangun relasi dengan orang lain, bagaimana mampu memanajemen diri dan mengambil sebuah keputusan dengan berbagai konsekuensi yang harus dijalankan, dan hal ini tercakup dalam Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) yang harus diterapkan di sekolah-sekolah demi berkembangnya sosial emosional siswa dalam menghadapi alam dan zaman dimana mereka tumbuh dan berkembang.
Setiap guru harus memahami kondisi ini sehingga bisa memperlakukan siswa sesuai dengan perkembangannya, alamnya dan zamannya. Pola pembelajaran yang kita berikan pun akan berbeda dengan pola disaat kita belajar dulu, sehingga dengan menyadari hal ini akan membantu kita memahami apa yang diinginkan murid sehingga tercapai kepuasan mereka dalam belajar dan mereka semua mendapatkan pembelajaran yang bermakna.
Dalam Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) ada empat indikator yang harus kita kembangkan yakni Kesadaran Sosial, Keterampilan Berelasi, Manajemen Diri, dan Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab.
Kesadaran Sosial bertujuan untuk mengetahui emosi dan perasaan, guru dapat bertanya apa saja yang didapat dan dialami, sensasi apa yang dirasakan oleh tubuh ketika mengalami perasaan tersebut dan juga bagaimana perasaan ketika ada teman yang bertanya tentang keadaan kita hari itu. Keterampilan berelasi bertujuan untuk membangun hubungan positif dengan teman sebaya, dimana bisa menggali perasaan dan tindakan siswa terhadap teman yang membuat kecewa dan marah.
Manajemen Diri bertujuan untuk mengatur emosi dan perasaan serta menumbuhkan empati dan sikap saling menghormati. Guru bisa mengidentifikasi dengan memberikan pertanyaan, bagaimana perasaan siswa ketika tugas kelompok namun pendapatnya tidak didengarkan dan juga bisa kita ambil data dari kejadian sewaktu di asrama ada teman sekamar yang mengambil makanan yang disimpan dan terjadi perselisihan namun kamu malah mendapatkan hukuman dari pembina.
Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab bertujuan siswa dapat mengambil keputusan dengan kesadaran penuh. Disini guru dapat memberikan pertanyaan, apakah siswa pernah menyesali sebuah keputusan, mengapa? Kemudian guru bisa melanjutkan pertanyaan Apa yang kamu lakukan;
Dengan melakukan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) guru dapat mengetahui bagaimana kondisi siswanya hari itu sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran akan dapat tercapai dengan mudah. Karena kondisi hati dan pikiran yang tenang, senang serta nyaman akan sangat berpengaruh kepada siswa yang merupakan calon pemimpin masa depan.
Keterampilan kognitif perlu, namun semua akan semakin seimbang dengan berkembangnya keterampilan sosial dan emosional dalam jiwa seseorang. Dikarenakan dalam kehidupan ini akan banyak permasalahan yang ditemukan dan membutuhkan penyelesaian dengan sosial emosional yang tepat, bukan dengan teori teori yang ada dalam buku pelajaran saja.
Sebagai pendidik mari kita laksanakan Pembelajaran Sosial Emosional ini sebagai wujud menumbuhkan rasa empati kita pada siswa sehingga terjalin kedekatan emosional yang akan berpengaruh positif terhadap perkembangan kepribadian siswa calon pemimpin masa depan untuk terciptanya Pemimpin Berkualitas Di Indonesia Emas.
Referensi :
Modul 2.2 PPGP Pembelajaran Sosial Emosional Angkatan 6 2022
