PENYESALAN

Umar bin Khattab pernah mengungkapkan:
“Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, serta bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal.”
Ungkapan ini merupakan peringatan berharga yang patut direnungkan dalam menjalani kehidupan. Umar bin Khattab mengajak kita untuk senantiasa mengoreksi diri dan mengevaluasi sejauh mana persiapan yang telah dilakukan untuk menghadapi kehidupan akhirat, kehidupan yang kekal dan hakiki.
Penyesalan selalu datang di akhir. Tidak ada yang menyenangkan dari penyesalan, tetapi keberadaannya bisa menjadi pelajaran berharga agar kita semakin tegar dan lebih bersungguh-sungguh dalam menyiapkan bekal kebaikan. Seperti halnya seseorang yang memiliki tujuan dalam hidup, ia pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk meraihnya. Begitu pula dengan kehidupan akhirat, kita harus mempersiapkan amalan terbaik agar tidak menyesal di kemudian hari.
Menjelang akhir Ramadhan, ada beberapa bentuk penyesalan yang perlu kita renungkan. Tujuannya agar kita semakin bersemangat memanfaatkan sisa waktu yang ada untuk meningkatkan amalan, memperberat timbangan kebaikan, dan memperbanyak amal di hari pembalasan.
1. Menyesal Jika Amalan Puasa Menjadi Sia-sia
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga.”
 (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Betapa menyedihkan jika ibadah yang kita lakukan ternyata tidak bernilai di sisi Allah. Dalam urusan dunia saja, kita selalu berusaha mencapai hasil terbaik. Maka, bagaimana dengan persiapan untuk kehidupan yang kekal di akhirat?
Agar puasa tidak menjadi sia-sia, kita harus menjalankannya dengan sungguh-sungguh serta menjaga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga mengajarkan kita untuk:
- Menahan diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat.
 - Melatih diri menjadi pribadi yang bijaksana, mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
 - Menanamkan rasa kebersamaan, persaudaraan, dan kesederhanaan.
 
Semoga puasa kita tidak menjadi sia-sia dan nilai-nilainya tetap kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menyesal Jika Dosa dan Kesalahan Tidak Mendapat Ampunan Allah
Salah satu keberkahan bulan Ramadhan adalah terbukanya pintu ampunan bagi dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
 (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain disebutkan:
“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap ampunan Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
 (HR. Bukhari)
Ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk terus memohon ampun kepada Allah. Kita diajarkan sebuah doa yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan:
“Allahumma innaka ‘afuwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu ‘anna ya Karim.”
 (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf, mencintai pemaafan, maka maafkanlah kami.)
Jangan sampai kita termasuk golongan yang celaka, sebagaimana dalam doa Malaikat Jibril yang diaminkan oleh Rasulullah ﷺ:
“Celakalah orang yang menjumpai bulan Ramadhan, tetapi tidak mendapatkan ampunan dari Allah.”
 (HR. Tirmidzi)
3. Menyesal Jika Lalai dalam Beribadah
Allah SWT berfirman:
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
 (QS. Az-Zariyat: 56)
Ramadhan adalah kesempatan untuk memperbanyak ibadah dan amal kebaikan. Jika kita menyadari tujuan hidup kita, maka seharusnya kita memaksimalkan setiap peluang yang ada di bulan ini.
Di akhirat nanti, orang-orang yang ingkar akan menyesal dan berkata:
“Ya Allah, kami telah melihat dan mendengar bahwa azab-Mu benar adanya. Maka kembalikanlah kami ke dunia walau sekejap saja, agar kami dapat beramal saleh. Sekarang kami benar-benar meyakininya.”
 (QS. As-Sajdah: 12)
Namun, penyesalan di akhirat tidak lagi berguna. Oleh karena itu, selama masih ada waktu di dunia, kita harus berusaha semaksimal mungkin dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Penutup
Inilah tiga bentuk penyesalan yang perlu kita renungkan. Semoga kita semakin termotivasi untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah, khususnya di sisa Ramadhan yang masih ada. Sampai saat ini, tidak ada jaminan bahwa amal ibadah kita sudah diterima Allah. Oleh karena itu, mari terus berusaha meningkatkan kualitas ibadah kita agar layak mendapatkan ridha-Nya dan kelak bisa memasuki surga-Nya.
Wallahu a’lam bish-shawab.
