Berkah Berbuka Puasa Ramadhan di Tengah Kasih Sayang Keluarga

Meraih kemenangan di bulan yang suci ini adalah salah satu tujuan mulia kita bersama, kemenangan tersebut tentu akan kita dapatkan jika berada di tengah lingkungan yang tentram, nyaman, penuh kasih sayang, dan penuh aura positif yaitu ditengah hangatnya keluarga tercinta. Setiap manusia dilahirkan dan dibesarkan dari sebuah keluarga yang terbentuk dari pertemuan serta takdir yang mengiringi usahanya, sebagaimana yang tertulis di dalam ayat Al- quran QS. Ar Rum ayat 21 وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Keluarga serta kehangatan yang diberikannya itu menjadi lebih bermakna ketika Bulan Ramadhan tiba, setiap lauk yang tersaji, hangatnya nasi yang selesai ditanak menjelang senja tiba, serta aneka makanan yang berhasil tercipta dari tangan penuh kasih sayang seorang Ibu. Makanan tersebut menjadi rezeki yang luar biasa nikmat setiap harinya, rezeki yang tidak akan bisa digantikan oleh harta benda manapun didunia, tidak lain karena rezeki tersebut hadir ditengah keluarga dengan proses yang sangat mulia dan mahal adanya. Dimulai ketika sang kepala keluarga yaitu ayah beranjak keluar dari pintu rumah untuk pamit bekerja, membanting tulang dan segenap tenaganya untuk menghasilkan uang yang kelak menjadi awal kebahagiaan serta rezeki yang nikmat di tengah keluarga.
Sebagian dari kita mungkin terlahir di tengah keluarga yang sangat berkecukupan, tidak pernah menyentuh kesulitan dalam hidup dan selalu berlimpah harta dunia, namun ada juga sebagian dari kita yang terlahir sebagai pejuang kehidupan, lahir dari rahim seorang ibu yang sederhana adanya, tumbuh berkembang di bawah asuhan ayah yang sering berkata “besok ya nak, akan ayah belikan ketika ayah sudah ada uang”. Apapun itu, apapun keadaan dan kondisinya kita harus bersyukur karena masih diberikan rezeki berupa sebuah keluarga. Bagaimana jika semua hal tersebut tidak pernah dirasakan oleh seseorang? insan yang yang tak pernah sekalipun digendong oleh ibu kandungnya sendiri sedari hari pertama ia melihat dunia, insan yang tak pernah sekalipun diberikan kesempatan untuk memanggil seseorang dengan sebutan “ayah”, insan yang bahkan sangat jauh dari kehangatan dan dekapan keluarga. Tidakkah kita bersyukur hari ini? karena sesungguhnya lauk berbuka yang kita santap hari ini dan esok hari adalah sebaik-baiknya rezeki dan nikmat dari Allah SWT, karena mungkin sebagian dari kita masih sering mengeluh terhadap makanan berbuka yang kita santap, entah itu hanya perkara tidak sesuai selera, atau mungkin hanya karna kita tidak bisa makan apa yang orang lain makan. Sekali lagi, jika kini kita berada di meja makan bersama keluarga maka mulailah nikmati berkah makanan berbuka dengan cara yang lebih baik, ambil nasi di piring kemudian ucapkan terimakasih kepada Allah atas rezeki hari ini, ucapkan terimakasih kepada ibu yang selalu masak dengan penuh kasih sayang, atau mungkin ucapkan terimakasih kepada istri dan siapapun yang berlapang hati meluangkan waktu dan tenaganya agar kita bisa makan dengan penuh kebahagiaan. Bersyukur dan menikmati rezeki seperti salah satunya berbuka puasa di tengah keluarga adalah rezeki yang luar biasa dari Allah SWT sebagaimana yang tertulis dalam Al-Quran QS. Taha ayat 32 وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى Artinya: Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezeki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan, dimana keluarga yang biasanya sibuk dengan urusan masing-masing dapat dipersatukan kembali dengan momen berbuka bersama diwaktu yang serentak ketika adzan magrib tiba. Maka sangat luar biasalah nikmat dan hikmah berbuka bersama keluarga di bulan Ramadhan ini. Momen ini menciptakan hubungan antara anggota keluarga semakin dekat, orang tua yang berdialog kepada anak seraya membahas kewajiban puasa dan nikmatnya ketika hari nan fitri tiba, atau hanya sekedar senda gurau antara adik dan kakak ketika mereka duduk di meja makan yang sama. Tanpa disadari hal ini tentu saja akan berdampak kepada didikan dan pola pikir seseorang, karena semakin baik lingkungan seseorang tumbuh maka akan semakin baik pula pola pikirnya, hal ini sesuai dengan yang tertulis pada jurnal penelitian ISSN 2338 – 9613 JAP No. 104 Vol. VII 2021, mengatakan bahwa Lingkungan keluarga (Meliputi cara orang tua mendidik dan suasana rumah) adalah lingkungan yang dialami anak dalam berinteraksi dengan anggota keluarga, baik interaksi secara langsung maupun tidak langsung. Suasana keluarga akan berpengaruh bagi perkembangan kepribadian anak. Anak akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik dan suasana rumah. Maka oleh sebab itu sekiranya kita dapat menghargai dan menikmati momen sederhana ketika berbuka bersama keluarga tercinta.
Hubungan dan suasana rumah yang baik ketika berbuka puasa tersebut juga akan berdampak kepada memori dan kenangan indah. Kita sebagai manusia cenderung akan mengingat hal-hal yang menyenangkan walau disisi lain otak kita juga akan menyimpan kenangan buruk, namun dengan momen indah bersama keluarga tentu akan menjadi salah satu momen yang akan selalu kita ingat hingga dewasa nanti. Setiap kita memiliki cerita sendiri dengan momen berbuka bersama keluarga, sebagian dari kita mungkin mengingat bagaimana ayah kita tidak ingin minum minuman yang terlalu dingin, momen ketika kita memperebutkan manisan diatas meja dengan adik dan kakak, atau barangkali kita akan mengingat bagaimana asinnya masakan ibu karena beliau memasak dalam keadaan berpuasa, kemudian kita tertawa bersama akan hal tersebut. Memori-memori seperti ini tidak akan terulang dua kali dan selalu menjadi kebahagiaan dalam hidup. Sekali lagi, seperti itulah berkah berbuka bersama keluarga.
Sebagian dari kita yang mungkin tidak lagi diberi kesempatan untuk bisa berbuka bersama keluarga, karena banyaknya hal-hal didunia ini yang tidak bisa kita hindari, seperti kematian, kemalangan, sakit, dan lain sebagainya. Percayalah Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya, Allah tentu punya rencana lebih baik untuk kita, seperti pribahasa yang mengatakan “tidak satu jalan menuju Roma” begitu juga dengan kita, tidaklah satu-satunya cara kita memperoleh kebersamaan berbuka hanya dengan keluarga kandung, kita bisa berbagi rezeki dengan keluarga baru pilihan kita, seperti berbagi dengan anak yatim, berbagi dengan fakir miskin yang membutuhkan dan juga dengan sesama insan lainnya di dunia. Hendaklah kita bersyukur dengan harta yang kita miliki dan menggunakannya dengan sebaik mungkin tanpa menghamburkannya untuk hal yang tidak jelas, sebagaimana yang tertulis didalam Al-Quran QS. Al Isra ayat 26 وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Selain daripada itu, sebagian kita juga mungkin memiliki keluarga namun tidak terasa seperti keluarga, ya benar didunia ini memang penuh cerita yang tidak bisa kita kendalikan sepenuhnya, ada orang- orang yang harus berjuang sendirian walau memiliki keluarga, ada orang-orang yang terasa asing berada di dalam satu meja makan dengan keluarganya, ada juga orang yang ditakdirkan untuk memiliki keluarga namun bukanlah kasih sayang yang didapatkan melainkan rasa pedih dan trauma berkepanjangan. Dunia yang penuh kefanaan ini lah tempat kita kembali merangkul diri dalam agama dan perintah Allah SWT, mungkin sekarang memang belum menjadi rezeki untuk dapat berbuka dengan suasana hangat keluarga, tapi kita manusia bisa berusaha untuk merubahnya ke arah yang lebih baik, semoga berkah dan rahmat di bulan Ramadhan menjadi sarana terbaik untuk memulai dan menghangatkan kembali segala hal yang sudah mulai “dingin” di tengah keluarga. Semoga pada Ramadhan tahun ini kita menjadi orang-orang yang dapat kembali ke hari yang Fitri, dan mendapatkan rahmat-Nya. Aamiin.
