Guru yang akan dirindukan siswa adalah Guru yang Memiliki Inovasi dalam Pembelajaran

Dunia pendidikan terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi untuk menunjang pendidikan yang lebih baik. Beberapa tahun yang lalu kita mendengar istilah Education 4.0 yang menunjukkan berbagai sisi baru dari teknologi dan tidak lama kemudian muncul pula istilah Society 5.0 yang menekankan human centered atau berpusat pada manusia dalam implementasi basis teknologi yang tengah dan akan terus berkembang. Jika pada era Education 4.0 aspek penekanannya lebih pada faktor teknologinya sebagai objek, di era society 5.0 aspek yang lebih ditekankan adalah pada faktor manusianya sebagai pusat (human centered) atau subjek yang mampu dengan bijak dan kritis menyikapi dan berbagai macam perkembangan teknologi tanpa meninggalkan aspek-aspek humanismenya.
Namun di tengah perkembangan teknologi dalam pendidikan, tetap guru masih menjadi pionir utama dalam menjelaskan konsep suatu materi. Maka guru yang pembelajar harus senantiasa selalu mengasah dan mengupgrade kompetensi profesional dan pedagogik agar bisa mengimbangai perkembangan teknologi. Apalagi dalam implementasi kurikulum merdeka guru diberikan kemerdekaan dalam merancang pembelajaran namun masih dalam konteks upaya mencapai tujuan pelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai. Tiga elemen dasar yang diterapkan dalam merdeka belajar untuk mewujudkan kemerdekaan belajar yaitu pembelajaran yang mandiri (independen), pembelajaran yang kontekstual , dan pembelajaran yang inovatif dalam membangun kreativitas.
Kenyataannya yang sering kita lihat selama ini, guru masih belum bisa mengambil peran secara maksimal dalam proses pembelajaran di kelas. Guru masih belum merancang dan menyiapkan pembelajaran sesuai dengan perubahan kurikulum. Guru masih yakin dan dan mempercayai metode yang digunakan selama ini dalam mengajar yang diperoleh saat masih menempuh pendidikan adalah metode terbaik, dan menganggap semua siswa itu setiap generasi sama, walaupun kurikulum sudah berganti. Hal ini menyebabkan banyak siswa yang kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran dan membuat siswa sering tidur saat guru menjelaskan materi. Hal ini disebabkan guru masih monoton dalam mengajar, masih menggunakan metode konvensional, sehingga sering ada anggapan guru mengajar tanpa persiapan. Ketika guru hanya mengajar dengan metode konvensional maka akan membuat anak bosan dalam belajar, bahkan ada beberapa anak yang berharap guru tersebut tidak masuk atau tidak datang ke dalam kelas.
Imam Syafi’i berkata didiklah anak sesuai dengan zaman mereka. Ini artinya tugas kita sebagai guru menyiapkan pembelajaran, media ajar, metode sesuai dengan karakteristik anak-anak yang diajar. Mungkin metode yang kita terima ketika menjadi siswa dahulu adalah metode terbaik di kala itu, namun metode itu untuk saat ini tidak cocok dengan karakteristik siswa yang sekarang kita ajar. Siswa yang sekarang kita adalah siswa generasi Z yang sangat dekat teknologi yang sudah sangat berkembang. Maka sejatinya kita harus menyiapkan pembelajaran dengan menggunakan teknologi yang dekat dan sesuai dengan karakteristik siswa. Salah satu yang bisa dimaksimalkan dengan teknologi oleh guru adalah pemanfaatan media pembelajaran yang inovatif dan terintegrasi dengan teknologi yang dekat dengan karakteristik siswa.
Seorang guru jika ingin menjadi guru yang disenangi dan dirindukan kehadiran oleh siswa dalam kelas maka harus mengubah mindset dan harus terbuka dengan kemajuan teknologi. Jangan pernah menganggap metode yang sudah dikuasai selama ini adalah metode terbaik yang dimiliki. Guru hari ini dituntut mendesain dan menyiapkan materi semenarik mungkin. Penerapan media pembelajaran yang interaktif, inovatif akan lebih disenangi oleh siswa, karena disamping dekat dengan kehidupan mereka media digital lebih menarik dibanding media konvensional. Salah satu media inovatif yang penulis kembangkan adalah media pembelajaran berbasis komik. Materi yang akan disajikan di kelas penulis kembangkan dalam bentuk komik. Kenapa komik,karena komik sangat dekat dengan kehidupan mereka, siswa lebih senang membaca komik dibanding buku bacaan biasa. Maka dengan adanya media ini literasi siswa akan meningkat, anak lebih cepat memahami materi yang akan kita ajarkan, karena dikemas dengan sederhana dan bahasa yang mudah dipahami siswa. Berikut tampilan komik yang penulis kembangkan :
Komik yang penulis kembangkan di upload di media sosial instagram dengan user name @kom.ipa . Alasan menggunakan instagram adalah siswa rata-rata pasti menggunakan akun media sosial tersebut, maka supaya siswa lebih bermanfaat dalam penggunaan media sosial tersebut maka penulis kembangkan media komik berbasis digital agar bisa diakses kapanpun dan dimanapun. Masih banyak media inovatif lain yang bisa kita kembangkan untuk membuat suasana belajar menyenangkan seperti menggunakan Canva, wordwall, dan Capcut.
Jika guru sudah bisa menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan siswa maka kita akan lebih mudah menyampaikan materi, selulit dan serumit apapun materi yang kita jelaskan jika siswa sudah menyenangi proses yang kita rancang, maka siswa akan paham dan tertarik mengikutinya. Sebuah penelitian mengatakan bahwa setiap manusia memiliki gelombang otak yang terdiri gelombang alpha, gamma, dan beta yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Lalu jika kita bisa membuat suasana senang dan nyaman dengan siswa saat belajar, maka mereka tengah berada dalam gelombang alpha. Dalam kondisi senang maka siswa telah siap materi dengan maksimal.
Dalam implementasi kurikulum merdeka, hal pertama yang harus dikuasai oleh guru adalah menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, setelah itu baru fokus dalam penyampaian materi. Jika siswa sudah senang di kelas dengan guru, maka tujuan pembelajaran yang sudah sudah dirancang sesuai kompetensi materi akan terlaksana dengan maksimal. Di antara upaya yang bisa dilakukan oleh guru adalah menyiapkan materi dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, dekat dengan kehidupan siswa saat ini, inovatif dan integrasi teknologi.
Dengan demikian guru akan menjadi sosok yang dirindukan kehadirannya di kelas oleh siswa. Guru akan menikmati mengajar dalam kelas, kelas akan menjadi lebih hidup suasananya. Jadi menjadi guru yang dirindukan siswa di kelas itu mudah, kita hanya perlu menyiapkan materi dengan menggunakan media yang sesuai dengan zaman siswa yang kita ajar, dekat dengan kehidupan mereka.