Kebaikan sebagai Bahasa yang Dapat Didengar oleh yang Tuli dan Dapat Dilihat oleh yang Buta

Dengan menyebut nama Allah dan memuji-Nya, juga berdoa agar limpahan rahmat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad dan keluarganya, serta para sahabatnya. Semoga kita senantiasa dalam bimbingan-Nya dari hari ini hingga hari pembalasan. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas paradigma kebaikan dalam agama Islam dengan menyimak hikmah dan ajaran Al-Quran
Kebaikan merupakan nilai universal yang dapat meresap ke dalam setiap lapisan masyarakat. Buya Hamka, merupakan seorang cendekiawan muslim asal Sumatera Barat menyatakan dengan tegas bahwa kebaikan menjadi bahasa yang dapat didengar oleh yang tuli dan dapat dilihat oleh yang buta. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep kebaikan dalam Islam, menggali kutipan al-Quran yang mendukung ide ini, dan merinci relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ ٥٦
Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.
Al Quran Surat Al A’raf Ayat 56
Kebaikan adalah suatu konsep yang mencakup tindakan, sikap, dan niat yang membawa manfaat positif bagi diri sendiri dan orang lain. Konsep ini memiliki dampak yang mendalam dalam membentuk karakter seseorang dan membangun harmoni dalam masyarakat.
Ketika kita bertanya mengapa kebaikan begitu penting, kita dapat merenung pada nilai nilai moral dan etika dalam Islam. Al-Quran menegaskan bahwa tindakan baik adalah cermin dari ketakwaan dan pengabdian kepada Allah. Kebaikan juga menjadi landasan untuk menciptakan lingkungan yang damai dan penuh kasih sayang. Kemudian yang akan menjadi pertanyaan mengenai kapan kebaikan harus dilakukan membawa kita pada pemahaman bahwa
setiap momen dan situasi merupakan peluang untuk berbuat baik. Dalam kehidupan sehari hari, kesempatan untuk menyebarkan kebaikan dapat muncul kapan saja, baik dalam kesulitan maupun kebahagiaan.
Tempat untuk melakukan kebaikan tidak terbatas pada lingkungan tertentu. Kita dapat menyebarkan kebaikan di rumah, tempat kerja, atau di masyarakat secara luas. Buya Hamka menekankan bahwa kebaikan dapat dilihat oleh yang buta, menggambarkan bahwa dampak positif dari tindakan baik dapat mencapai mereka yang tidak dapat melihatnya secara harfiah.
Setiap individu memiliki peran dalam membawa kebaikan ke dalam dunia ini. Tidak hanya sebagai pelaku kebaikan, tetapi juga sebagai penerima kebaikan. Dalam Islam, nilai saling membantu dan berbagi kebaikan ditekankan, menciptakan ikatan sosial yang erat.
Bagaimana kita menciptakan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari? Salah satu cara adalah dengan mengembangkan sikap welas asih, toleransi, dan ketulusan dalam tindakan kita. Kebersihan hati dan niat yang tulus juga menjadi kunci dalam menjalankan kebaikan. Untuk menguatkan konsep kebaikan, al-Quran sebagai petunjuk utama umat Islam menyajikan beberapa ayat yang menyoroti pentingnya berbuat baik. Dalam Surah Al-Baqarah (2:267), Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah (sebagian) dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu, dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk (yang hasil kerjanya), sedangkan kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan (mata).”
Ayat ini menegaskan bahwa kebaikan tidak hanya terbatas pada tindakan, tetapi juga mencakup pemilihan yang baik dalam setiap aspek kehidupan. Dalam Surah Al-Baqarah (2:197), Allah juga menyatakan, “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu terhalang, (siasatilah) binatang (untuk kurban) yang mudah didapat, kemudian jangan bercukur kepala sebelum binatang itu sampai ke tempat penyembelihan (hewan kurban).”
Ayat ini mengajarkan tentang melibatkan diri dalam perbuatan baik, bahkan dalam ibadah, sebagai bentuk pengabdian kepada Allah. Dalam konteks ajaran Islam, kebaikan bukanlah sekadar kata-kata atau tindakan yang dilakukan secara mekanis. Kebaikan adalah bahasa yang dapat didengar oleh yang tuli dan dapat dilihat oleh yang buta, seperti yang diungkapkan oleh Buya Hamka. Melalui pemahaman konsep kebaikan dalam Islam dan ayat-ayat Al-Quran yang mendukungnya, kita dapat memandang kebaikan sebagai suatu bentuk ibadah dan panggilan untuk membentuk masyarakat yang penuh kasih sayang. Dengan menggandeng nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjadi agen perubahan positif dalam dunia ini.