MARI BERBENAH, SAMBUT RAMADHAN DENGAN CERIA

Tinggal menghitung hari, Ramadhan datang menghampiri. Bagi umat Islam yang beriman, Ramadhan merupakan suatu bulan yang sangat ditunggu kehadirannya. Hal ini dikarenakan Bulan Ramadhan hadir banyak memberikan keberkahan, terbukanya pintu ampunan, sarana menggapai ketaqwaan sebagai modal dalam kehidupan, bulan diturunkannya Alqur’an, diterimanya amalan yang dilakukan, bahkan berlipat gandanya pahala yang Allah berikan. Kemudian juga bagian dari kemuliaan Ramadhan adalah terbukanya pintu surga sebagai impian semua orang beriman dan tertutupnya pintu neraka di mana satupun tidak ada kita yang berkeinginan untuk memasukinya. Ya Rabb semoga kita selalu jauh dari azab neraka dan berkumpul semuanya di surganya Allah SWT.
Berbenah menyambut kehadiran Ramadhan sudah semestinya wajib untuk dilakukan, dengan tujuan apa yang dibawa Ramadhan benar – benar dirasakan dalam kehidupan, di antara yang bisa dilakukan adalah :
Pertama, perbanyak berdo’a dan bermohon kepada Allah SWT. “ Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab, dan bulan Sya’ban, sampaikan kami ke bulan Ramadhan”. Do’a merupakan kekuatan dan senjatanya kaum muslimin, jadi jangan sungkan untuk terus memanjatkan do’a serta bermunajat kepada Allah SWT sebagai penguasa dari segala – galanya, berkeluh kesah hanya kepada Allah karena hanya kepada-Nya-lah kita berharap dan kepada-Nya lah kita memohon pertolongan.
Kedua, pelajari dan perkaya diri kembali dengan ilmu yang berkaitan dengan ibadah puasa. Beramal tanpa ilmu tentu merupakan suatu perkara yang sia – sia, sedangkan berilmu tanpa diamalkan tentukan suatu hal yang celaka. Buya Hamka dalam kata bijaknya juga mengatakan iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi, namun ilmu tanpa iman bagaikan lentera di tangan pencuri. Ilmu merupakan landasan sebagai acuan untuk melaksanakan sesuatu, termasuk ibadah. Maka berilmu sudah semestinya menjadi sebuah kewajiban yang mesti ada di dalam diri. Ilmu yang dimiliki akan membawa kelancaran terhadap suatu amalan yang dilakukan, termasuk ibadah puasa. Maka mari fakirkan diri kita untuk berupaya memenuhi kebutuhan ilmu terkait ibadah puasa yang akan dilakukan, dengan tujuan ibadah puasa yang dijalankan tidak menjadi perkara yang sia – sia. Sebagaimana Rasulullah SAW katakan “Banyak di antara orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa – apa dari puasa yang dikerjakan melainkan hanyalah haus dan lapar (HR An-Nasa’i).
Maka menyongsong kedatangan Ramadhan yang tinggal menghitung hari mari kita perkaya diri dengan ilmu terutama yang berkaitan dengan amalan harian di Bulan Ramadhan. Dengan bertanya, belajar dari buku dan sumber yang ada, ataupun juga memperkaya diri dari sumber – sumber informasi yang terpercaya, upgrade diri terus perkaya diri dengan bekal keilmuan dalam beramal.
Ketiga, berkemas dan bersihkan diri. Menyambut serta menjalani aktivitas Ramadhan mari kita berbenah, berkemas, membersihkan diri. Ibarat kita mandi dengan berapa kali sehari pasti salah satu tujuannya adalah membersihkan diri dari berbagai kotoran yang menempel terkadang membuat diri tidak nyaman, oleh sebab itu mesti dibersihkan. Begitu juga dengan ibadah puasa, dalam artian di sini ibadah yang mulia, diawali dengan keadaan yang suci dan bersih. Membersihkan diri dengan menghilangkan segala sesuatu yang menghambat bahkan bisa menghapus pahala dari ibadah yang dikerjakan. Sangat sayang sekali kita berupaya menjalankan ibadah puasa di siang hari, sholat tarawih di malam hari namun pahalanya luput dari diri disebabkan ulah, perangai serta tingkah laku yang ada dalam diri, seperti sifat iri, dengki, sakit hati, dan sejenisnya. Menjelang Ramadhan datang mari bersihkan diri, bersihkan hati, luruskan niat memang ibadah yang dijalani benar – benar ikhlas serta murni untuk memperbaiki diri agar menjadi insan yang bertaqwa di sisi Illahi.
Keempat, buat target dan tujuan yang ingin dicapai, dalam menggapai sesuatu yang diinginkan memang semestinya memiliki target dan tujuan yang jelas. Karena target dan tujuan yang telah direncanakan yang akan mampu menghantarkan diri bersemangat menggapai tujuan yang dinginkan. Sebagai seorang yang beriman, ibadah puasa yang dikerjakan salah satunya bertujuan sebagai sarana menggapai ketaqwaan. Sebagaimana Allah katakan “ Wahai Orang – Orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” ( Q.S Al – Baqarah : 183 ). Menggapai nilai taqwa ini akan semakin bagus dan terarah dalam pelaksanaannya jika memiliki target yang jelas untuk dijalankan. Misalnya target tilawah minimal 1 juz perhari, melatih diri untuk selalu istiqamah dalam menjaga ibadah sholat wajib berjamaah, ataupun target menjaga diri dari perkara yang sia – sia. Tentu hal – hal seperti ini bisa menjadi acuan agar kita mampu meng-upgrade diri menjadi insan yang mulia.
Kelima, saling menghargai dan menghormati. Pepatah minang mengatakan nan kuriak iyolah kundi, nan merah adolah sago, nan baik adolah budi, nan indah iyolah bahaso. Yang baik adalah budi dalam artian d isini akan terlihat dari tindak tanduk, perangai, gerak gerik maupun tingkah laku yang diperlihatkan. Orang bisa membaca siapa diri kita terkadang dilihat dari karakter yang diperlihatkan. Yang indah adalah baso maksudnya di sini adalah yang indah itu adalah bahasa, apa yang diucapkan, kata – kata yang keluar dari mulut mesti terjaga dengan baik. Mari saling menjaga, menghormati dan saling menghargai. Ramadhan yang indah dijalani dengan penuh kebersamaan berharap selalu mendatangkan keberkahan yang selalu diridhoi Allah SWT.
Keenam pergunakan waktu dengan sebaik – baiknya. Ibadah puasa sebenarnya cara Allah SWT ingin membiasakan jiwa disiplin dalam diri kita, agar memanfaatkan waktu dengan sebaik – baiknya. Terlihat yang Rasulullah katakan “Senantiasa umatku dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka puasa.” (HR Ahmad). Salah satu pesan yang dapat kita cermati adalah aktivitas bersahur dan aktivitas berbuka adalah dua hal yang selalu dikerjakan dalam bulan Ramadhan, dan dikerjakan di waktu yang telah ditetapkan.
Bersahur dilakukan hingga sebelum masuknya waktu shubuh, sedangkan berbuka dilaksanakan jika telah masuknya waktu maghrib. Begitu juga dengan sholat misalnya baik sholat wajib maupun sunnah juga telah ditetapkan masing – masing waktu pengerjaannya. Tarawih misalnya ibadah sunnah di malam hari di bulan Ramadhan, dan hanya ada di bulan Ramadhan tidak ada pada bulan – bulan yang lain. Beruntunglah diri yang selalu istiqamah berupaya maksimal konsisten dan teguh pendirian menghidupkan malam – malam ramadhan dengan amalan yang belum tentu didapatkan dalam kesempatan ramadhan – ramadhan berikutnya. Semoga dengan kedatangan Ramadhan dan aktivitas yang ada di dalamnya semakin menjadikan diri kita menjadi hamba Allah yang selalu disiplin dalam berbagai hal, berkah ramadhan membawa diri kita menjadi insan yang mulia, berkah, serta diridhoi Allah SWT. ***
