Pembelajaran Bahasa Indonesia Menyenangkan dan Menarik

Guru merupakan seorang tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik. Guru serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik. Bedanya, guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin (Ki Hadjar Dewantara). Seorang guru harus mengajarkan ilmu dengan menarik dan menyenangkan agar peserta didik mampu menerima dengan baik.
Pembelajaran menyenangkan merupakan suatu proses pembelajaran yang berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai maksimal (Ismail, 2008: 47). Disamping itu, pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiah (Reward) bagi peserta didik yang pada gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya. Indrawati dan Setiawan, (2009: 24) menjelaskan bahwa pembelajaran dikatakan menyenangkan apabila di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan gembira, konsentrasi tinggi. Sementara sebaliknya pembelajaran menjadi tidak menyenangkan apabila suasana tertekan, perasaan terancam, perasaan menakutkan, merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan, suasana pembelajaran monoton, pembelajaran tidak menarik siswa.
Problematika pembelajaran bahasa Indonesia selama ini dianggap membosankan dan kurang menarik bagi peserta didik. Salah satu penyebabnya karena materi yang berupa teks. Kebosanan belajar bahasa Indonesia juga timbul akibat kurang kreatifnya guru dalam menggunakan model dan mengolah media pembelajaran yang menyenangkan. Pada kenyataannya, guru masih saja menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran sangat monoton. Untuk mengatasi problematika tersebut, guru perlu merancang kembali pembelajaran dengan menggunakan model yang bervariasi dan menggunakan media pembelajaran yang menarik, mendorong peserta didik lebih aktif, meningkatkan kreativitas peserta didik.
Beralih dari masalah yang ada, saya selaku guru bahasa Indonesia SMA IT Insan Cendekia tergugah untuk merubah pola pikir peserta didik terhadap pembelajaran bahasa Indonesia yang membosankan. Salah satu caranya dengan menerapkan model pembelajaran inovatif dan media yang menarik pada proses pembelajaran. Terbukti bahwa dengan menerapkan berbagai model pembelajaran inovatif, peserta didik lebih termotivasi dan mereka merasa senang selama proses pembelajaran.
Sebagai contoh, pada pembelajaran Teks Negosiasi, saya menggunakan model role playing (bermain peran). Peserta didik diberikan kesempatan untuk memainkan perannya sebagai penjual dan pembeli. Saat praktik, peserta didik dibagi perkelompok. Mereka diharuskan membawa barang yang akan diperjualbelikan, seperti tas, baju, buku, koper, sepatu, jam tangan, dan skincare. Lalu, mereka bermain peran layaknya sebagai penjual dan pembeli. Tidak lupa, mereka juga menggunakan uang kertas yang sudah digambar dan ditulis nominalnya untuk transaksi.
Pembelajaran lainnya pada materi Proposal. Pada materi ini, saya menggunakan model Project Based Learning (PjBL). Peserta didik ditugaskan untuk menghasilkan sebuah proposal kegiatan dan nantinya akan dipraktikkan langsung. Peserta didik membuat berbagai macam proposal, seperti proposal kegiatan seminar pendidikan, bazar makanan, pekan budaya, dan pesantren ramadhan. Berikut dokumentasi saat praktik.
Selama proses pembelajaran berlangsung, peserta didik sangat antusias, mulai dari penulisan teks sampai pelaksanaan praktik di lapangan. Dari pembelajaran yang dilaksanakan, terbukti bahwa penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dan media yang menarik, peserta didik merasakan ketertarikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Setelah dilakukan survei, peserta didik mengakui belajar bahasa Indonesia sangat menyenangkan. Ternyata dengan pemilihan model yang tepat pola pikir peserta didik telah berubah, belajar bahasa Indonesia tidak lagi membosankan tapi “menyenangkan dan menarik”
Jadi, sebagai guru kita harus memikirkan inovasi terbaru untuk pembelajaran yang akan dilaksanakan. Jangan hanya terfokus pada satu model, tapi gunakanlah model yang bervariasi di setiap materi. Dengan begitu, pembelajaran yang kita laksanakan menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. Pembelajaran juga harus dibarengi dengan praktik sehingga peserta didik memiliki keahlian di setiap materi yang diajarkan.
Referensi
Indrawati dan Setiawan, Wawan. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan: untuk Guru SD. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (Untuk Program Bermutu).
Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Rasai.