Perjalanan Menghantar Anjali Juara Nasional di Bali
Berawal dari saya yang mendapatkan pengumuman bahwasanya ada lomba baca teks proklamasi mirip Bung Karno yang diadakan oleh salah satu fraksi partai di DPRD Sumatera Barat, saya seketika itu menghubungi Kepala Asrama (Harau Putri) untuk mengajukan izin agar para santri mengikuti perlombaan ini. Alhamdulillah begitu persetujuan dari Kepala Asrama didapatkan, dalam waktu singkat kami memilih nama-nama santri terbaik Harau Putri yang memenuhi kriteria perlombaan serta persyaratan lomba.
Setelah itu para santri kami berikan pelatihan untuk persiapan pengambilan video karena ditahap pertama seleksi lombanya diadakan secara daring dengan mengirimkan video karya terbaik ke akun Instagram masing-masing peserta. Dari banyaknya yang mengikuti seleksi di tahap pertama ini, terpilihlah 10 peserta terbaik untuk masuk babak final yang dilaksanakan secara tatap muka di kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) partai tersebut. Peserta yang terbaik di babak final akan menjadi utusan dari Sumatera Barat untuk mengikuti lomba baca Teks Proklamasi Mirip Bung Karno tingkat Fraksi DPR RI di Bali.
Hal itu yang beberapa kali saya sampaikan kepada santri utusan ICBS Anjali sebagai bentuk motivasi bahwasanya final dari lomba ini nantinya akan diadakan di Bali. Selain menjadi wadah untuk meningkatkan minat, bakat dan prestasi ini juga menjadi wadah menambah pengalaman untuk ananda nantinya. Bisa menuju ke tanah dewata dengan lomba tentunya akan menjadi pengalaman yang luar biasa.
Alhamdulillah latihan, usaha serta doa-doa Anjali dan kita semua, Allah SWT jawab do’a tersebut dengan Anjali menjadi juara satu di tingkat Sumatera Barat. Anjali dinyatakan lolos menjadi finalis di Bali. Setelah pengumuman Anjali lolos menjadi finalis di Bali untuk mewakili utusan Sumatera Barat, saya diberikan amanah oleh Kepala Asrama, Ustadzah Sri Handini untuk mendampingi Anjali berangkat ke Bali. Syukur alhamdulillah kesempatan dan amanah yang luar biasa mendapat amanah menemani perjuangan ananda berkompetisi di kancah nasional. Masya allah siapa sangka dan rasanya tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Tepat pada tanggal 21 Agustus kami berangkat dari Harau pada pukul 03.00 WIB dini hari menuju ke Padang karena tiket keberangkatan untuk penerbangan kami yaitu pukul 07.45 WIB. Perjalanan yang cukup menguras tenaga ini tidak begitu terasa menjadi beban karena semangat untuk menjemput pengalaman dan kemenangan di pulau dewata.
Pada malam harinya dilaksanakan agenda tecnichalmeeting perlombaan dan ta’aruf seluruh peserta dan pendamping yang mewakili dari 15 provinsi mulai dari Aceh, Jawa, Kalimantan, Bengkulu hingga Papua. Uniknya pada perlombaan kali ini peserta perempuan hanya dua orang yaitu Anjali perwakilan dari Sumatera Barat dan utusan dari Jawa Timur. Seluruh peserta disampaikan untuk menggunakan pakaian adat dari daerah masing-masing di hari perlombaan berlangsung.
Di hari perlombaan, peserta dan seluruh tamu undangan disuguhkan penampilan tari kecak yang spektakuler untuk mengisi rentetan acara yang membuat kita terkagum akan indahnya Indonesia dengan berbagai tarian daerah yang mengagumkan terkhusus indahnya Bali dengan segala keunikan dan adatnya. Alhamdulillah dengan segala persiapan dan ikhtiar serta do’a yang sudah dioptimalkan Anjali tampil dengan maksmimal. Anjali meraih peringkat 1 dari 15 provinsi peserta yang dimana Anjali merupakan satu satunya peserta yang masih duduk di bangku SMA. Ini capaian yang sangat luar biasa dan bahkan melebihi ekspektasi banyak orang.
Seusai perlombaan sehari sebelum pulang kembali ke Asrama kami menjadwalkan untuk berkeliling menyusuri keindahan alam dan wisata yang ada di pulau dewata. Di pagi harinya kami memulai rute ke wisata Tanah Lot yang sangat indah hingga sore harinya menikmati keindahan sunset dari Pantai Melasti sambil melihat pertunjukan tari kecak. Sangat menakjubkan akan keindahan keindahan wisata yang ada di Bali. Kota bali yang bersih dan indah. Alhamdulillah pengalaman yang luar biasa.
Semangat, untuk seluruh santri ICBS dan seluruh generasi muda nan hebat dan penuh semangat juang. Mengutip Mushonnifun Faiz Sugihartanto, “jika belajar dan berjuang adalah ibadah, jadi berprestasi adalah dakwah”.
Tag:#literasi, #prestasiguru, guru, gurumenulis