Sekolah Pementor: Membekali Mentor untuk Membangun Generasi Muslim

Sekolah Pementor: Membekali Mentor untuk Membangun Generasi Muslim
Di balik suksesnya program Bina Pribadi Islam (BPI) di ICBS, ada sebuah program penting yang menjadi tulang punggung keberhasilan para mentor dalam membimbing santri, yakni Sekolah Pementor. Program ini dirancang khusus untuk membekali para ustadzah, musyrifah, pembina, hingga santri pilihan yang diamanahkan menjadi mentor dalam kegiatan ta’lim kelompok setiap Jumat di seluruh ICBS.
Menurut penjelasan Ustadzah Azka Noviani, S.Pd., selaku Kepala Asrama Global Putri serta sebagai narahubung program ini, Sekolah Pementor dilaksanakan setiap Kamis, sehari sebelum pelaksanaan BPI. Tujuannya adalah memberikan pembekalan dan overview materi yang akan disampaikan di kelompok mentoring. Dengan begitu, para mentor tidak hanya siap secara materi, tetapi juga lebih percaya diri dalam menyampaikan ilmu. “Sekolah Mentor itu seperti pembekalan microteaching sebelum mengisi ta’lim. Jadi mereka sudah lebih siap dan paham bagaimana menyampaikan materi kepada santri,” ujarnya.
Manfaat dari program ini pun mulai terasa. Para mentor yang sebelumnya ragu kini lebih berani dan percaya diri dalam menjalankan perannya. Mereka tidak hanya mendapatkan ilmu dan wawasan baru, tetapi juga penguatan ruhiyah yang menjadi bekal penting dalam membina para santri.

Hal ini diakui pula oleh Ustadzah Fadila Suryani, S.Psi., salah satu peserta. Ia menuturkan, “Sekolah Pementor tidak hanya sebatas memberikan bekal teori maupun praktik tentang bagaimana menjadi mentor yang baik, namun jauh lebih luas dari itu. Sekolah Pementor memberikan ilmu, wawasan, hingga penguatan ruhiyah bagi para mentor. Dengan adanya Sekolah Pementor, kegiatan mentoring lebih terarah dengan paparan materi yang sama di setiap kelompok.”
Lebih jauh, Ustadzah Fadila juga merasakan manfaat nyata dari program ini dalam meningkatkan kualitas komunikasi dengan santri. “Secara pribadi, dengan adanya program ini saya menjadi lebih memahami pentingnya peran seorang mentor dalam proses tarbiyah, termasuk tentang cara membangun komunikasi dan bonding yang baik dengan para mentee, memahami karakter mereka, serta bagaimana menyampaikan materi agar lebih tepat sasaran,” jelasnya.
Ke depan, baik ustadzah pembimbing maupun para peserta berharap program ini dapat terus istiqamah berjalan. Ustadzah Fadila menambahkan, “Harapan saya, semoga kegiatan ini terus terlaksana secara berkelanjutan dan dihadiri oleh seluruh mentor. Semoga juga ada modul khusus yang menjadi panduan agar kegiatan mentoring lebih terstruktur dan terarah.”
Dengan adanya Sekolah Pementor, ICBS bukan hanya melahirkan mentor yang siap secara keilmuan, tetapi juga yang kuat secara ruhiyah dan kepemimpinan. Inilah bagian dari ikhtiar ICBS untuk terus menumbuhkan budaya ilmu, memperkuat adab, serta mencetak generasi muslim dan muslimah yang cerdas, Islami, mandiri, dan berprestasi.
