PERJALANAN PANJANG DALAM MEWUJUDKAN IMPIAN BESAR

Tidak ada sesuatu yang instan dalam menggapai sebuah impian besar, dan itulah yang dirasakan oleh Nabila Saphira. Seorang santri Insan Cendekia Boarding School yang kini tengah duduk di bangku kelas XII. Sebuah perjalanan panjang yang dihadapi sebelum akhirnya Ia terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar ke Negara Brasil. Bukan tanpa usaha, Nabila sudah lama mempersiapkan diri untuk mampu mewujudkan keinginannya tersebut. Santri yang memiliki segudang prestasi itu mengatakan bahwa memang sudah lama Ia memiliki niat untuk mengikuti program pertukaran pelajaran, “mulai dari mencoba program yang ke Amerika, Jepang dan lain-lain, 4x mencoba Alhamdulillah rezekinya baru yang ke-5” ungkapnya.
Dalam usahanya itu, Nabila mengaku bahwa dukungan yang diberikan oleh orang tua, guru, dan teman-temannya menjadikannya lebih kuat dan semangat. Ia juga mengatakan bahwa banyak pelajaran yang didapatkan dalam proses tersebut mulai dari kegigihan, optimis, dan tawakal kepada Allah.
Nabila menjelaskan, pada tahun 2025 ini, AFS Global Steam Academies diikuti oleh 7.000 peserta yang berasal dari 16 negara. Negara Indonesia berhasil mengutus 10 orang pelajarnya yang dibagi untuk berangkat ke 4 negara yaitu China, Mesir, Brazil, dan India, Nabila merupakan salah satu pelajar Indonesia yang terpilih untuk ke Negara Brasil. Sebelumnya, Nabila mengaku sempat sedikit pesimis saat hari pengumuman hasil seleksi, karena hingga sore hari Nabila belum juga mendapatkan email (yang hanya didapatkan oleh peserta yang lolos). Namun, tepat pukul 22.00 WIB malam, Nabila mendapatkan notifikasi email yang menyatakan bahwa Ia lolos untuk mengikuti program pertukaran pelajar tersebut. “Alhamdulillah, tidak bisa dideskripsikan lagi betapa senang dan terharunya ketika itu,” ujar Nabila. Nabila juga mengungkapkan bahwa pada bulan Maret hingga Juni, Ia harus mengikuti pembelajaran daring untuk menuntaskan 12 online modules.
Di Negara Brazil, tepatnya di kota Natal, Nabila bertemu dengan 35 siswa Internasional lainnya di antaranya berasal dari Negara Malaysia, Mexico, Singapura, Inggris, Hungaria, Spanyol, dan Negara lainnya. Dalam perjalannya, Nabila bersama dengan teman-temannya banyak mengunjungi perusahaan dan institusi pendidikan yang ada di negara tersebut. Perusahaan itu diantaranya, ENGIE (Solar Panel and Wind Turbine) dan Senac (Teaching Companies). Tak lupa, Nabila juga mengunjungi sekolah terbaik di Negara Brazil yaitu IFRN (Instituto Federal do Rio Grande Do Norte).
Perjalanan yang bermakna dan membanggakan itu, tidak hanya mengajarkannya tentang ilmu akademis atau kecanggihan teknologi yang dimiliki oleh negara itu, namun juga mengajarkannya untuk dapat menghargai setiap perbedaan dan kemandirian. Terlebih lagi, Nabila juga bertemu dengan orang-orang yang memiliki agama dan adat yang berbeda-beda, hal itu tentunya juga mengajarkannya untuk bertoleransi dan menghargai kebiasaan dari setiap orang. “Culture Shock dan exchangenya benar-benar terasa. Tapi kita juga belajar dibiasakan untuk menghargai perbedaan, suspend Judgement dan kemandirian pastinya.” Jelas Nabila.




