Birrul Walidain: Saat Santri Pulang Membawa Ilmu dan Kerinduan untuk Berbakti
Suasana haru dan bahagia mewarnai kegiatan Birrul Walidain di komplek santri putri ICBS. Satu per satu orang tua datang menjemput putra-putri mereka yang telah melewati masa belajar tiga bulan di pondok. Wajah-wajah rindu bertemu, pelukan hangat penuh cinta, dan doa yang terucap lirih menjadi pemandangan yang tak pernah kehilangan maknanya di setiap momen Birrul Walidain.
Kegiatan Birrul Walidain bukan sekadar masa libur bagi para santri. Selama berada di rumah, mereka tetap membawa tanggung jawab: mengamalkan ilmu yang telah dipelajari di pondok, sekaligus berbakti kepada kedua orang tua. Di sinilah nilai sejati pendidikan di ICBS diuji—bukan hanya sejauh mana santri mampu menghafal dan memahami pelajaran, tetapi sejauh mana mereka bisa mengamalkan adab dan akhlak di tengah keluarga.
Salah satu orang tua santri, ibu dari Zhafirah Azzahra, siswi kelas 7 asal Kota Pekanbaru, mengungkapkan rasa syukur dan harunya setelah kembali menjemput anandanya untuk pulang. “Alhamdulillah sangat senang, karena melihat perubahan dari ananda selama di pondok,” ujarnya dengan mata berbinar. Ia menceritakan bagaimana kebersamaan dengan putrinya selama masa Birrul Walidain menjadi momen berharga yang penuh makna. “Momen kebersamaan bersama ananda, melihat perubahan-perubahan selama dididik di pondok,” tambahnya dengan senyum hangat.
Menurut beliau, perubahan yang terjadi pada Zhafirah begitu terasa. Anak yang dulu mungkin masih lugu dan manja, kini lebih sopan, tertib, dan mandiri. “Sangat baik, karena membuat perubahan kepada ananda yang sebelum masuk pondok dan sesudah masuk pondok, baik dalam bersikap, berbuat, dan berperilaku,” ungkapnya penuh bangga. Ia juga menilai bahwa pendidikan di ICBS telah membawa banyak hal positif, baik dari sisi adab maupun akademik. “Selama ananda menjalani pendidikan di ICBS, banyak terjadi perubahan yang positif pada dirinya,” ujarnya lagi.
Sebagai penutup, beliau menyampaikan doa dan harapan untuk sang anak serta seluruh santri ICBS. “Semoga menjadi anak yang sholehah, berintelektual, berintegritas, dan semoga ke depannya lebih ditingkatkan lagi hafalan serta pendidikan umum seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab,” ujarnya tulus.
Dari suara seorang ibu, tergambar jelas bagaimana Birrul Walidain bukan sekadar momen pulang ke rumah. Ia adalah wujud nyata hubungan antara ilmu, adab, dan cinta. Santri pulang bukan untuk beristirahat semata, tetapi untuk menguji dan mengamalkan nilai-nilai yang mereka pelajari. Sementara para orang tua menyaksikan, dengan penuh haru dan bangga, buah dari doa dan kesabaran mereka yang mulai tampak nyata.
Tag:#BelajarBersama, #BoardingSchool, #CintaIlmu, #GenerasiCendekia, #ICBSPAYAKUMBUH #ICBS #insancendekia #MFQNasional #SantriICBSBerprestasi #insancendikiaboardingschool #insancendekiaboardingschoolpayakumbuh #IslamicBoardingSchool, #infosumbar, #infosumbar #insancendekiaboardingschoolpayakumbuh, #insancendekiaboardingschoolpayakumbuh, #PendidikanBerkualitas, #PendidikanKarakter
