Santri ICBS Raih Medali Perak OSN Kimia Nasional 2025: Bukti Nyata Sinergi Ilmu, Doa, dan Ketekunan

Payakumbuh – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh keluarga besar Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Payakumbuh. Muhammad Emir Alyavich, santri SMA IT ICBS, sukses mempersembahkan medali perak bidang Kimia pada ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2025 yang digelar di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur. Capaian ini menegaskan kiprah ICBS dalam melahirkan generasi muda yang unggul, berkarakter, dan siap bersaing di tingkat nasional.
Bagi Emir, keberhasilan ini bukanlah hasil instan. “Alhamdulillah, tentunya ana sangat senang sekali karena akhirnya semua kerja keras selama ini terbayarkan,” ujarnya dengan wajah penuh syukur.
Perjalanan menuju OSN nasional diakuinya penuh tantangan, terutama dalam melawan rasa malas dan kurang percaya diri. Namun berkat doa, semangat dari keluarga, ustadz-ustadzah, serta dukungan teman-teman di pesantren, Emir berhasil melaluinya dengan tekad yang kuat. “Teman-teman sering banget ngasih semangat ke ana, dan ustadz-ustadzah juga selalu mendoakan serta memfasilitasi ana supaya bisa belajar dengan maksimal,” tambahnya.
Di balik kesuksesan ini, ada pembinaan yang sangat serius dan terencana. Ustadz Rocky, selaku pembimbing, menjelaskan bahwa proses pelatihan dilakukan dalam tiga fase: penjaringan potensi, pengembangan intensif, dan pemantapan menjelang kompetisi. “Emir menunjukkan keuletan dan disiplin tinggi. Ia sangat tekun, bahkan sering menambah jam belajar mandiri di luar jadwal. Selain itu, ia punya kemampuan analisis yang tajam dan kecerdasan emosional yang stabil. Saat gagal di lomba sebelumnya, ia tidak menyerah, justru menjadikannya motivasi untuk bangkit,” ungkapnya. Menurutnya, keseimbangan antara aspek akademik dan spiritual yang diasah di lingkungan pesantren menjadi kunci utama kesuksesan Emir.
Lebih dari sekadar prestasi individu, kemenangan ini adalah buah dari sistem pembinaan ICBS yang holistik
Pihak sekolah memberikan dukungan penuh—mulai dari fasilitas belajar, akses internet, perangkat pendukung, hingga penyesuaian jadwal pelajaran agar Emir bisa fokus pada pelatihan.
Selain itu, ICBS juga menanggung kebutuhan akomodasi dan transportasi selama pelaksanaan lomba.
“Lingkungan pesantren menanamkan dua hal penting: karakter spiritual dan mental juara. Meskipun berkompetisi secara individu, di asrama mereka belajar kerja tim, saling mengajar, dan berkompetisi secara sehat,” tambah Ustadz Rocky.

Menurut Ustadz Zulherman, keberhasilan Emir selaras dengan visi ICBS: Terwujudnya Generasi yang Cerdas, Islami, Mandiri, dan Berprestasi. “Dalam lomba seperti OSN ini, santri belajar untuk cerdas secara intelektual, Islami dalam sikap dan doa, mandiri dalam mengatur waktu, dan akhirnya berprestasi sebagai hasil kerja keras dan kesabaran,” jelasnya. Beliau juga menekankan bahwa prestasi tidak hanya berhenti pada medali, tetapi harus diiringi dengan peningkatan akhlak, ibadah, dan manfaat bagi sesama.
Perjalanan Muhammad Emir Alyavich di OSN Kimia 2025 menjadi cerminan nyata bahwa ilmu dan iman dapat berjalan beriringan.
Emir membuktikan bahwa santri tidak hanya bisa berdakwah melalui lisan, tapi juga melalui prestasi.
Seperti yang diungkapkannya dengan semangat, “Kalau ingin jadi yang terbaik, maka lakukan yang terbaik. Usaha tidak akan mengkhianati hasil.”
Kepala SMA-IT ICBS, Ustadz Zulherman Syafril, S.Pd.I., menegaskan bahwa capaian ini adalah hasil nyata dari sinergi antara kerja keras santri, dedikasi pembimbing, dan dukungan lembaga. “Alhamdulillah, kami sangat bersyukur karena Ananda Emir berhasil meraih medali perak di cabang Kimia tingkat nasional. Dari awal, kami menyeleksi santri terbaik, lalu memberikan pembinaan intensif bersama guru-guru dan mentor eksternal. Prosesnya panjang, tapi hasilnya sepadan,” ujarnya. Beliau juga menambahkan, semangat dan kesabaran adalah kunci penting. “Anak-anak yang ikut OSN punya waktu main yang sedikit, waktunya lebih banyak bersama buku dan pembimbing. Tapi di situlah mereka belajar arti kesungguhan dan ketekunan,” lanjutnya.
