Ikhsan Teguh Alrefiant: 30 Juz di hati, Murojaah sampai mati

Akrab dipanggil Ikhsan, pemilik nama lengkap Ikhsan Teguh Alrefiant ini termasuk salah satu santri berprestasi di ICBS (Insan Cendekia Boarding School) Kompleks Harau Putra. Meskipun masih terbilang muda dan masih ditahap adaptasi lingkungan, Ikhsan mampu menyumbangkan banyak prestasi untuk sekolah.
Namun, hal tersebut bukan hal yang mudah untuk diraih bagi siapapun termasuk Ikhsan. Siswa yang kini tengah duduk di kelas VIII ini, harus beradaptasi dengan lingkungan asrama yang jauh dari orang tua. Tidak hanya itu, pemilik motto “30 Juz di hati, murajaah sampai mati ini” juga harus terbiasa dengan lingkungan kelasnya yang berbeda dengan teman-temannya yang lain. Ikhsan merupakan salah satu santri yang mengikuti kelas Maha’d Tahfizh (Salah satu program unggulan ICBS yang fokus pada hafalan santri), sehingga Ia jarang bertemu dengan teman-teman sekelasnya. Hal tersebut, tidak membuatnya berkecil hati dan malas dalam belajar. Bahkan menurutnya, itu menjadikannya mendapatkan banyak waktu untuk menghafal dan belajar di luar kelas, khususnya untuk mata pelajaran IPS.
Siswa yang lahir di Muara Tebo ini mengatakan bahwa sejak dulu Ia memang tertarik dengan mata pelajaran IPS. Tidak terlalu menyukai pelajaran yang berisi banyak materi perhitungan, merupakan salah satu alasan Ikhsan tertarik kepada pelajaran yang telah berhasil memberikan berbagai piala kemenangan untuknya. Tidak hanya itu, Ikhsan juga menyatakan bahwa alasan lain Ia menyukai IPS dikarenakan materi yang ada di dalamnya kebanyakan membahas tentang masyarakat, sosial, serta sejarah yang berhasil menarik perhatiannya dan rasa ingin tahunya.
Ikhsan berhasil membawa medali kemenangan di beberapa ajang perlombaan, diantaranya
- Juara 1 LCCM Wilayah 1
- Juara 3 LCCM Grandfinal
- Peringkat 2 Lomba kihajar tingkat Kabupaten/Kota
Prestasi yang diraih Ikhsan, tentunya tidak lepas dari usahanya untuk konsisten dalam mendisplinkan diri untuk belajar, bersungguh-sungguh dalam berdoa serta doa dari kedua orang tua yang senantiasa mengiringi perjalanan Ikhsan dalam mencapai keinginanya. Santri yang kini bergabung dengan teman-temannya di asrama AKhawarizmi ini juga mengaku harus melipatgandakan usahanya dalam belajar serta berdoa dibandingkan dengan teman-temannya. Hal itu dikarenakan selain belajar untuk mengejar ketertinggalannya di dalam kelas, Ikhsan juga harus lebih mendalami pelajaran IPS dibandingkan dengan yang dipelajari selama di dalam kelas. Selain itu, Ikhsan juga harus menghafal dan selalu memurajaah hafalannya agar tidak lupa dan mampu mewujudkan keinginannya untuk menjadi Hafiz Quran. Siswa yang kini sudah mampu menghafal Al Quran sebanyak 26 Juz ini membuktikan bahwa Ia tak hanya berprestasi dalam akademik saja, namun juga dari segi ibadahnya berupa hafalan tahfizh.