Ingin Sukses Menuntut Ilmu di ICBS, Ini Tipsnya
Keutamaan Orang yang Menuntut Ilmu
Allah SWT dalam beberapa ayat-Nya banyak memuji, memuliakan, dan menyanjung orang – orang yang belajar dan menuntut ilmu. Begitupun juga Baginda Rasulullah SAW dalam beberapa haditsnya juga banyak berbicara tentang kemulian yang diberikan bagi orang – orang yang menuntut ilmu.
Diantaranya firman Allah SWT:
”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadalah: 11)
Imam Al Qurthubi dalam kitab tafsirnya, Tafsir Al Qurthubi, mengatakan bahwa Allah SWT meninggikan derajat orang yang beriman atas orang–orang yang tidak beriman, dan Allah meninggikan derajat orang–orang berilmu atas orang–orang yang tidak berilmu, yaitu berupa pahala di akhirat dan karamah (keberkahan) di dunia.
Ayat ini dikuatkan lagi dengan sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa orang yang mengadakan perjalanan dalam rangka menuntut ilmu; jauh ataupun dekat, maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga. Rasulullah SAW bersabda:
”Dan siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim)
Subhanallah, inilah keutamaan luar biasa yang Allah sediakan khusus bagi orang yang menuntut ilmu. Allah sediakan jalan tol, jalan ringkas dan cepat untuk menuju surga Allah SWT. Dan memperoleh surga adalah harapan kita, do’a–do’a yang terus kita panjatkan kepada Allah SWT.
Dengan belajar dan menuntut ilmu, semoga Allah lapangkan jalan kita, Allah mudahkan langkah kita menuju surga. Amin.
Namun, jalan menuju surga tidaklah mudah untuk ditapaki, dianya penuh rintangan dan duri di sana sini. Banyak pengorbanan yang mesti kita curahkan. Ada juga yang gagal di tengah perjalanan, banyak dari mereka yang berhasil.
Rasulullah telah mengingatkan kita:
”Surga itu diliputi perkara–perkara yang dibenci oleh jiwa, sedang neraka itu diliputi oleh perkara – perkara yang disukai oleh syahwat.” (HR. Muslim)
Tips Agar Sukses Menuntut Ilmu di ICBS
Maka, agar sukses dalam menuntut ilmu, ada beberapa tips dan kiat untuk menjalaninya, yang merupakan inti sari dari proses dan perjalanan ulama–ulama kita dalam menuntut ilmu.
Yang pertama, ikhlaskan niat karena Allah.
Menuntut ilmu mestilah karena Allah, untuk mengharapkan ridha dan karunia Allah. Bukan karena sebab yang lain, bukan karena ingin memperoleh ijazah, atau kuliah di tempat favorit, atau ingin menjadi orang terpandang dan dihargai, atau untuk meraih gelar akademik, atau agar dapat bekerja di tempat yang diinginkan, atau sebab – sebab dunia yang lain.
Semua itu hanyalah bonus dari keikhlasan kita dalam menuntut ilmu. Tujuan utamanya adalah meraih ridha Allah SWT.
Yang kedua, hormati guru
Guru adalah unsur terpenting dalam pendidikan. Seorang guru memiliki peran, tugas dan tanggung jawab yang signifikan dalam pendidikan, yang sangat menentukan berhasilnya seseorang santri menggali semua potensi yang santri miliki. Selain mengajar dan mendidik, guru juga berkewajiban melatih keterampilan hidup yang penting dimiliki seorang santri.
Seiring perkembangan sistem pendidikan, guru hari ini juga adalah seorang motivator yang memandu santri mencapai hasil terbaik yang bisa santri raih. Guru juga adalah seorang inspirator dan mentor yang menjadi teladan bagi santri-santrinya. Seorang guru bertanggung jawab terhadap perkembangan karakter dan adab santri – santrinya.
Dengan semua tugas mulia itu, sangatlah layak seorang guru mendapatkan rasa hormat dari santri – santrinya.
Yang ketiga, sayangi sesama
Rasulullah SAW bersabda:
”Barangsiapa yang tidak menyayangi, niscaya ia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari)
Kasih sayang adalah inti ajaran Islam. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk memiliki sifat kasih sayang kepada sesama manusia.
Sebagai seorang santri, tentulah sangat penting memiliki sifat kasih sayang ini. Di antara mereka ada yang berasal dari negeri yang jauh, datang dari suku yang berbeda, daerah yang tidak sama, latar belakang keluarga yang bermacam-macam.
Perbedaan ini rentan menimbulkan perpecahan dan konflik jika tidak muncul rasa kasih sayang, saling berempati, toleransi dan tolong menolong.
Allah menciptakan makhluk-Nya bersuku–suku, berbangsa–bangsa, banyak bahasa, budaya dan warna kulit adalah agar kita saling mengerti dan memahami satu sama lain, agar kita saling mengenal.
Yang keempat, patuhi peraturan pesantren
Dimanapun kita pergi, ke negeri manapun kita menuju, ke negara manapun kita berkunjung, pastilah ada peraturan yang mengikat kita di dalamnya. Semakin maju sebuah negara, semakin ketatlah peraturannya.
Agar program–program dapat dijalankan dengan baik, agar semua santri yang menuntut ilmu merasa aman dan nyaman, agar orangtua merasa tentram saat menyerahkan anaknya belajar ke pesantren, maka pesantren membuat beberapa peraturan yang mengikat untuk ditaati oleh semua unsur di pesantren.
Semua peraturan ini dibuat berdasarkan ikhtiar yang mendalam, kajian yang panjang, telah menimbang maslahat dan mudharat-nya.
Maka jika santri ingin sukses belajar, patuhilah semua peraturan pesantren, laksanakanlah semua program dengan baik.
Yang kelima, perbanyak doa.
Kalau kita lihat semua ibadah yang Allah perintahkan untuk dilaksanakan, maka kita akan temukan bahwa hampir semua ibadah itu ada do’a di dalamnya. Itu karena doa adalah intinya ibadah, doa adalah otaknya ibadah. Dan do’a adalah salah satu aktivitas yang sangat disukai oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW berdabda:
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih mulia di sisi Allah ta’ala dari pada do’a.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan An-Nasa’i)
Yang keenam, teguh pendirian dan sabar menjalaninya.
Menuntut ilmu itu perkara yang berat, membutuhkan waktu yang kadang tidak sebentar menjalaninya. Maka kesabaran dan keteguhan dalam menempuh jalan menuntut ilmu sangatlah diperlukan.
Dan musuh utama penuntut ilmu adalah sifat tergesa–gesa dan cepat bosan. Ini bisa merusak jalan kita dalam menuntut ilmu. Mengurangi keberkahannya, bahkan bisa membuat kita gagal menjalaninya. Ulama kita pernah memperingatkan:
”Tidak akan mendapatkan ilmu orang yang suka tergesa–gesa dan cepat bosan.”
Jadilah seperti pohon yang kokoh, tumbuh di tempat yang subur, akarnya kuat, daunnya lebat, buahnya banyak, memberikan manfaat untuk kehidupan. Jangan seperti burung pipit yang suka hinggap dari satu ranting ke ranting yang lain, dari satu pohon ke pohon yang lain. Yang cepat bosan dan tidak memiliki kesabaran.
Yang ketujuh dan yang terakhir, rendah hati.
Ilmu itu ibarat samudera luas, semakin kita selami, semakin kita merasa belum tahu apa–apa. Apa yang kita tidak ketahui ternyata lebih besar dari apa yang baru saja kita ketahui. Setiap huruf yang kita pelajari hendaknya menuntun kita untuk selalu mengingat Allah, untuk selalu memuji Allah SWT.
Allah terangkan itu di dalam Al Qur’an, apa saja ciri – ciri orang yang berilmu itu, yang dalam bahasa Al Qur’an mereka itu disebut sebagai Ulil Albab:
”(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 191)
Insya Allah, dengan izin Allah, jika kita menempuh semua jalan ini dalam menuntut ilmu; ikhlas mengharapkan ridha Allah, menghormati guru, menyayangi sesama, mematuhi peraturan pesantren, memperbanyak do’a, teguh pendirian dan sabar menjaninya, dan yang terakhir memiliki sifat tawadhuk atau rendah hati, maka mudah – mudahan ilmu yang kita tuntut, menuntun kita menjadi pribadi yang memiliki adab dan akhlakuk karimah.
Inilah tujuan dari diutusnya Baginda Rasulullah SAW ke dunia ini, yaitu untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia. Dan mukmin terbaik itu adalah mukmin yang bagus akhlak dan adabnya. Rasulllah SAW bersabda:
“Orang mukminin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Jama’ah)
Semoga ilmu yang dituntut di pesantren menjadi ilmu yang penuh berkah, yang menuntun santri menjadi hamba Allah yang anfa’uhum linnas.