KEUTAMAAN HARI ‘ARAFAH DAN BERPUASA ARAFAH
KEUTAMAAN HARI ‘ARAFAH DAN BERPUASA ARAFAH
Oleh Ust Roni Patihan, Lc
Bulan Dzulhijjah termasuk salah satu bulan haram (asyhurul hurum), yang memiliki banyak keutamaan dan amal shaleh yang dianjurkan untuk dilaksanakan di dalamnya. Disebut bulan Dzuhijjah karena di bulan ini kaum muslimin yang mampu diperintahkan untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.
Diantara ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan ini adalah puasa ‘arafah, pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini disunnahkan bagi yang tidak melaksanakan haji ke Baitullah, sedang bagi yang melaksanakan haji dianjurkan untuk tidak berpuasa sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Ummi Fadhl binti Al Harits:
عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ
“Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang – orang berbantahan di dekatnya pada hari ‘Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
KEUTAMAAN PUASA ‘ARAFAH
Ada banyak fadhilah (keutamaan) puasa ‘arafah. Di antaranya, sepertimana disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, dari Abu Qatadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa ‘Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan keutamaan serta besarnya pahala dan ganjaran yang diberikan bagi orang yang melaksanakan puasa ‘arafah dan puasa ‘asyura.
KEUTAMAAN HARI ‘ARAFAH
Hari ‘arafah adalah hari yang mulia. Ibadah wukuf, dimana seluruh jama’ah haji berkumpul di ‘arafah guna berdzikir, berdoa, istighfar, membaca Al Qur’an dan ibadah lainnya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, dilaksanakan pada hari ‘arafah. Wukuf merupakan salah satu rukun ibadah haji, bahkan dikatakan sebagai puncak dari ibadah haji. Haji tidak sah tanpanya. Ini sepertimana disabdakan Rasulullah SAW :
«الْحَجُّ عَرَفَةُ»
“Haji itu adalah Arafah.” (HR. Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah)
Kenapa Dinamakan Hari ‘Arafah?
Ulama berbeda pendapat tentang alasan dan sebab penamaan ‘Arafah.
Pertama, ada yang mengatakan, dinamakan ‘Arafah karena di situlah tempat bertemunya kembali Nabi Adam AS dan Hawa untuk saling mengenal kembali. Dalam bahasa Arab, bertemu dan saling mengenal disebut dengan ‘ta’aruf’ (satu akar kata dengan ‘arafah). Sebagian ulama meyakini bahwa tempat pertemuan keduanya adalah di Jabal Rahmah (Gunung kasih sayang) yang ada di ‘Arafah.
Kedua, ada juga yang mengatakan, di tempat itulah Malaikat Jibril AS untuk pertama kalinya mengajari manasik dan masyahid (tata cara dan tempat pelaksanaan) ibadah haji kepada Nabi Ibrahim AS. Dan manakala telah selesai pelajaran manasiknya, Jibril AS bertanya kepada Nabi Ibrahim AS, “aarafta”? (أَعَرَفْتَ) (“sudah mengertikah engkau?”). Lalu, Nabi Ibrahim menjawab, “araftu”, (عَرَفْتُ) (“Ya, aku sudah mengerti.”)
Ketiga, ada juga yang mengatakan bahwa di ‘Arafah adalah tempat manusia berkumpul untuk melaksanakan puncak ibadah haji. Mereka saling mengenal satu sama lain, yang dalam Bahasa Arab disebut ta’aruf (تَعَارَفُوْا). Mereka berada di tempat yang mulia, pada hari yang mulia, yaitu padang ‘Arafah dan hari ‘arafah.
Keempat, menurut Ibnu Abbas RA, dinamakan dengan ‘Arafah karena di tempat itulah manusia mengakui dosa dan kesalahan – kesalahannya, lalu mereka bertaubat. (عَرَفَ بَذَنْبِهِ وَ كَيْفَ يَتُوْبُ) (mengetahui dosa-dosanya, dan mengetahui bagaimana cara bertaubat). Ketika Nabi Adam AS dan Hawa dikeluarkan dari surga dan ditempatkan di bumi, di Arafah-lah keduanya insyaf dan menyadari kesalahan dan dosa mereka kepada Allah, lalu keduanya memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya. Sepertimana dikisahkan dalam Al Qur’an :
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Keduanya berkata: ‘Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang – orang yang merugi’.” (QS. Al A’raf : 23)
Keutamaan Hari ‘Arafah
Berdasarkan beberapa riwayat, kita ketahui bahwa hari ‘arafah memiliki beberapa keutamaan, diantaranya:
Pertama, ini adalah hari dimana Allah SWT membebaskan seorang hamba dari siksa neraka dan mengabulkan doa hamba – hamba-Nya. Dari ‘Aisyah, ia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seorang hamba dari neraka adalah hari ‘Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim)
Kedua, hari ‘Arafah juga merupakan hari disempurnakannya agama dan nikmat. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari ‘Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ada seorang Yahudi berkata kepada ‘Umar:
آيَةٌ فِى كِتَابِكُمْ تَقْرَءُونَهَا لَوْ عَلَيْنَا مَعْشَرَ الْيَهُودِ نَزَلَتْ لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ عِيدًا . قَالَ أَىُّ آيَةٍ قَالَ ( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا ) . قَالَ عُمَرُ قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ وَالْمَكَانَ الَّذِى نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ
“Ada ayat dalam kitab kalian yang kalian membacanya, seandainya ayat tersebut turun di tengah-tengah orang Yahudi, tentu kami akan menjadikannya sebagai hari perayaan (hari ‘Id).” “Ayat apakah itu?” tanya ‘Umar. Ia berkata, “(Ayat yang artinya): Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu.” ‘Umar berkata, “Kami telah mengetahui hal itu hari dan tempat di mana ayat tersebut diturunkan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdiri di ‘Arafah pada hari Jum’at.” (HR. Bukhari dan Muslim ).
Ketiga, hari ‘arafah adalah termasuk salah satu waktu terbaik dalam berdoa kepada Allah SWT. Artinya, pada hari itu kita dianjurkan untuk memperbanyak doa, karena doa pada hari itu mustajab, dengan izin Allah SWT. Ini seperti disampaikan Baginda Rasulullah SAW:
خَيْرُ الدُّعاءِ دُعاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَناَ وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِيْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Sebaik – baik doa adalah doa pada hari ‘Arafah, dan sebaik-baik ucapan yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syaiin qadir. ” (HR. Tirmidzi)
Wallahu a’lam.