Melihat Sosok Gading Althaf Ramadhan si Juara Matematika

Tekun dan pantang meyerah. Dua hal ini adalah modal Gading Althaf Ramadhan untuk terus melaju, maju, dan memperkaya diri dnegan prestasi. Gading Althaf Ramadhan atau yang biasa dipanggil Gading adalah salah satu santri berprestasi di ICBS. Gading sekarang duduk di kelas 9, yaitu 9.1 Makkah. Meskipun tengah menghadapi kepadatan aktivitas sebagai kelas 9 dan aktivitas di asrama yang terbilang cukup padat, Gading tak lantas menyerah untuk terus mencoba berbagai cabang lomba menorehkan prestasi yang gemilang.
Anak dari pasangan bapak Nedi Erafdi dan ibu Wildiana merupakan santri yang memiliki bakat di bidang matematika. Ia tergabung di dalam KSN Matematika ICBS, dan menempati asrama Abdurrhaman di komplek PDK.
Tidak hanya “nyantri” saja, Gading terus berusaha mengupgrade kemampuan dirinya di bidang yang diminatinya. Tak mengeluh dengan kesulitan dalam proses yang dilaluinya. Karena ia memegang teguh motto Kesusahan kita hanya sebagian kecil dari kesusahan orang lain. Tak mengeluh dan solutif. Ia bisa mencari solusi dari kesulitan yang dia hadapi.
Dengan tekad yang kuat dan ketekunannya, Gading berhasil menorehkan prestasi gemilang. Berikut daftar beberapa prestasi yang pernah diraih Gading selama di ICBS.
- Juara 2 Lomba Cerdas Qur’an tingkat Provinsi
- Juara 1 Lomba Cepat Tepat Matematika UNAND
- Juara 1 Lomba Cepat Tepat Matematika MAN 2 Bukittinggi
- Juara 3 Lomba KSM tingkat Kota
- Juara Harapan 3 Lomba KSM tingkat Provinsi
- Juara 3 Lomba FLASCO di SMA N 2 Payakumbuh
Di tengah aktivitas pondok yang padat, prestasi Gading tidak memudar, begitu juga dengan semangatnya. Ia lantas merasa masih belum cukup dengan prestasi yang diraihnya. Kesulitan dalam membagi waktu, hingga memahami materi juga dialami Gading. Akan tetapi, ia tak meyerah. Ia terus memutar otak mencari cara agar tujuannya untuk meraih prestasi gemilang itu dapat diwujudkan. Ia mengurangi waktu bermainn dan lebih fokus ketika menyampaikan materi, kemudian jika ada materi yang tidak dipahaminya, ia akan menemui guru yang bersangkutan untuk belajar ulang.
Tentunya perjalanan Gading masih panjang. Ia masih punya ribuan kesempatan yang bisa digunakannya. Kegagalan dan kesulitan tak menjadikannya kalah, lantas menyerah. Ia percaya orang lain juga mengalami kesulitan, mustahil jika dia tidak mengalaminya. Benar kiranya, bersama kesulitan yang dilaluinya, ada kemudahan yang menyertainya.