Muhadarah ICBS: Melatih Percaya Diri, Menyalurkan Bakat, Menyiapkan Generasi Berprestasi

Setiap Jumat pagi di Insan Cendekia Boarding School (ICBS), suasana aula mendadak berubah menjadi panggung kreativitas. Santri-santri berdiri penuh percaya diri, membacakan pidato, melantunkan tilawah, menyampaikan pidato dalam bahasa asing, hingga mempersembahkan drama musikal. Inilah kegiatan muhadarah, salah satu program rutin yang menjadi wadah pengembangan bakat dan keterampilan santri.

Menurut penjelasan Wakil Kepala Kesiswaan SMP Insan Cendekia Excellent Harau, Ustadz Sahnan Bajuri, S.Pd., Gr., muhadarah memiliki tujuan yang lebih dari sekadar kegiatan mingguan. “Tujuan utamanya adalah untuk menyalurkan bakat dan minat para santri sebagai persiapan mengikuti lomba-lomba. Muhadarah ini juga bertujuan untuk melatih public speaking dan kepercayaan diri para santri tampil di depan publik,” ujarnya.
Pelaksanaan muhadarah diatur secara sistematis. Kegiatan ini dilaksanakan sekali dalam dua pekan, dengan jadwal bergantian antar kelas dari 7 hingga 9. Para santri dipandu langsung oleh wali kelas masing-masing untuk mempersiapkan penampilan sebaik mungkin. Ragam acaranya pun berwarna: mulai dari MC tiga bahasa (Indonesia, Arab, dan Inggris), tilawah, tahfizh, pidato dalam tiga bahasa, puisi, berbalas pantun, nasyid, solo song, hingga drama musikal.
Kegiatan ini bukan hanya menghidupkan suasana, tapi juga memberi dampak nyata bagi santri. Ustadz Sahnan Bajuri menekankan bahwa manfaat paling besar yang dirasakan adalah adanya wadah untuk menyalurkan bakat dan minat. “Para santri bisa menunjukkan kemampuan mereka di hadapan banyak orang. Dari sini, mereka belajar percaya diri, sesuatu yang akan sangat membantu saat mereka ikut lomba atau tampil di forum yang lebih besar,” tambahnya.
Dukungan penuh juga datang dari seluruh unsur ICBS, mulai dari pimpinan, kepala sekolah, majelis guru, hingga para pembina. Kegiatan ini dipandang sebagai salah satu langkah konkret untuk mencetak santri yang berani, beradab, sekaligus siap berkompetisi di ajang luar.
Salah seorang santri kelas 8 SMP Kampus Global Putri, Khadijah asal Kota Pekanbaru, mengaku awalnya grogi ketika ditunjuk membawakan pidato. Namun, setelah beberapa kali tampil, ia mulai terbiasa. “Dulu tangan saya gemeteran karena harus tampil saat pertama kali. Sekarang alhamdulillah sudah lebih berani. Bahkan jadi semangat kalau ditunjuk untuk ikut lomba di luar sekolah,” ujarnya dengan senyum.
Hal senada disampaikan oleh Shakira, santri asal Kota Pekanbaru yang duduk di kelas 8 SMP Kampus Global Putri, yang sering tampil dalam acara puisi sekaligus menyukai pidato tiga bahasa. “Bagi saya muhadarah itu menyenangkan, karena bisa mengekspresikan diri. Saya paling suka dengan pidato tiga bahasa serta MC yang lebih non-formal, karena terasa dekat dengan teman-teman. Selain itu, saya juga jadi belajar bagaimana menghargai penampilan teman-teman lain,” tuturnya.
Baik Khadijah maupun Shakira sepakat bahwa muhadarah adalah kegiatan yang sangat bermanfaat. Keduanya berharap program ini bisa terus berlanjut agar para santri semakin percaya diri saat tampil di depan umum dan memiliki bekal berharga untuk masa depan.
Ke depan, harapan besar dipasang oleh para guru agar muhadarah menjadi langkah awal santri dalam menemukan potensi terbaik mereka. “Kami berharap seluruh santri bisa terus belajar percaya diri dan menunjukkan kemampuannya di depan umum. Itu akan sangat membantu mereka, baik untuk persiapan lomba maupun untuk masa depan mereka sendiri,” kata Ustadz Sahnan Bajuri.
Muhadarah bukan sekadar acara rutin. Ia adalah ruang pembelajaran nyata yang membentuk generasi cerdas, percaya diri, sekaligus siap menorehkan prestasi. Dari aula dan lapangan ICBS setiap Jumat pagi, lahirlah bibit-bibit unggul yang kelak akan mengharumkan nama sekolah, masyarakat, bahkan bangsa.
