Pertama Di Sumatera Barat

Apa yang kita lakukan ketika menemukan sanak keluarga, handai taulan, teman, bahkan orang lain yang tidak kita kenal tiba tiba mengalami henti jantung?
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia, bahkan di dunia. Menurut data Riskesdas (2018), 15 dari 1000 orang di Indonesia mengalami penyakit jantung. Sehingga kemungkinan bertemu dengan kejadian henti jantung mendadak juga sangat tinggi.
Bagaimana dengan penyelamatannya? Menurut penelitian Perkins, 40,1% henti jantung dapat diselamatkan dengan melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP), yang artinya hampir separuh kematian dapat dihindarkan dengan melakukan RJP.
Di Indonesia, tingkat kemampuan masyarakat melakukan RJP masih sangat minim, sehingga banyak penderita serangan jantung tidak dapat terselamatkan. Berbeda dengan di luar negeri, dimana RJP merupakan pengetahuan umum yang sudah di ajarkan bahkan di sekolah menengah.
Menyelamatkan satu nyawa, seperti menyelamatkan seluruh kehidupan, begitu firman Allah dalam surat Almaidah ayat 32. Maka Pertama kalinya di Sumatera Barat. Pesantren Insan Cendekia melakukan Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Dengan peserta; santri yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler BSMR (bulan sabit merah remaja) dan seluruh tenaga kesehatan ICBS yang terdiri dari dua orang dokter dan 14 orang Perawat dan Bidan.
Pelatihan ini adalah bentuk kepedulian pesantren dalam bidan kesehatan. Dan mudah mudahan ICBS menjadi pelopor dalam meningkatnya pengetahuan masyarakat dan pemuda dalam melakukan RJP, sehingga banyak nyawa dapat terselamatkan.
Akhiru khalam, penyelamatan nyawa adalah perintah dari Rabb semesta Alam. Maka harapan kami, santri menjadi uswah (contoh teladan) bagi sebayanya. Santri yang gagah dalam pelajaran agamanya, Soleh dalam amal dan perbuatannya dan menang dalam setiap kegiatan dunianya.
Santri ICBS, keren!
