PPDB ICBS 2025: Ribuan Peminat, Hanya Santri Terpilih yang Berkesempatan Bergabung

Payakumbuh – Setiap tahun, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) INSAN CENDEKIA BOARDING SCHOOL (ICBS) selalu menjadi perhatian banyak orang tua dari berbagai penjuru daerah. Tahun ajaran 2025 ini, ICBS menargetkan menerima 1.500 santri baru yang akan ditempatkan di 4 kampus: Al-Azhar di Padang Kaduduk, Ummul Quro di Lampasi, Harau dan Global di Lembah Harau. Jumlah tersebut terbilang kecil jika dibandingkan dengan tingginya antusiasme ribuan pendaftar dari seluruh Indonesia, bahkan dari luar negeri. “PPDB sudah kita mulai sejak 1 Agustus 2025, bahkan setahun sebelumnya sudah dibuka dengan sistem inden. Target kita, akhir Desember semua proses penerimaan sudah selesai,” jelas Ustadz Roni Patihan, Lc., Pimpinan ICBS.

Strategi Menyongsong Ribuan Pendaftar
Untuk menyukseskan PPDB, ICBS menyiapkan strategi yang bervariasi. Mulai dari program “Goes to School” yang melibatkan santri kembali ke sekolah asal mereka, agenda nasional bersama tokoh dan ustadz ternama, hingga kolaborasi dengan influencer seperti Uda Rio dan artis nasional Megi Irawan. Selain itu, media sosial, billboard, hingga dukungan konsulat orang tua santri di 32 provinsi turut menjadi jembatan untuk memperkenalkan ICBS ke masyarakat luas. Guru-guru pun dilibatkan dengan sistem referral khusus. Semua langkah ini menunjukkan keseriusan ICBS membangun ekosistem besar yang menghubungkan pesantren dengan masyarakat.
Pesantren Modern, Bukan Sekadar Tradisi
Banyak yang masih menganggap pesantren sebatas tempat belajar agama. Namun ICBS ingin menegaskan dirinya sebagai pesantren modern berkelas dunia. “Kita ingin naik kelas. Dulu pesantren dianggap tradisional, sekarang kita hadir dengan fasilitas lengkap, kurikulum terbarukan, dan program yang bisa menyiapkan santri untuk kuliah di universitas top, baik di dalam maupun luar negeri,” ujar Ustadz Roni.
Meski begitu, ICBS tetap menjaga asholah (akar pesantren) seperti tahfidz Al-Qur’an, bahasa Arab, ibadah sunnah maupun wajib. Di saat yang sama, santri juga diberi kesempatan berkembang dalam bidang sains, robotik, coding, olahraga, hingga lebih dari 50 ekstrakurikuler. “ICBS ingin setiap bakat dan minat santri tersalurkan dengan baik, tanpa meninggalkan nilai luhur pesantren,” tambah beliau.
Proses Seleksi yang Ketat
Sejak pandemi, ICBS melaksanakan PPDB secara online dengan sistem Computer Based Test (CBT) mirip ujian CPNS, ditambah pengawasan langsung via Zoom. Selain tes akademik, calon santri juga mengikuti wawancara dua tahap: wawancara santri dan wawancara orang tua. “Wawancara santri melihat hafalan, tilawah, keseriusan santri untuk bergabung di ICBS. Wawancara orang tua memastikan kesiapan mereka menerima aturan pesantren yang ketat. Kalau semua siap, berarti bisa bersama ICBS,” jelas Ustadz Roni.
Bagi yang lulus, layanan ICBS sudah dimulai bahkan sebelum resmi mondok. Orang tua dan calon santri akan mendapatkan program tilawah daring, kelas pembiasaan, hingga video pengarahan. Dengan begitu, sejak awal mereka sudah merasakan atmosfer pesantren.
Animo Tinggi dari Seluruh Nusantara
Peminat ICBS terus meningkat tiap tahun. Dulu santri mayoritas berasal dari Sumatera, kini sudah meluas ke Aceh, Jawa, Kalimantan, NTT, Papua, hingga Natuna. “Ada orang tua dari Papua yang butuh dua hari perjalanan laut-darat untuk mengantar anaknya ke ICBS. Itu membuat kita terharu dan semakin bersemangat,” ungkap Ustadz Roni.
Tidak hanya dari segi kuantitas, kualitas pendaftar juga meningkat. Prestasi ICBS di tingkat nasional, seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan kompetisi madrasah, turut mengangkat nama ICBS di mata masyarakat.
Harapan untuk Generasi Masa Depan
Dengan perjalanan yang dimulai dari hanya 45 santri pada 2010, kini ICBS telah berkembang menjadi lembaga dengan ribuan santri di empat komplek. “Semua ini adalah karunia Allah. Tapi kita tidak boleh cepat puas. Kita ingin terus berinovasi,” tegas Ustadz Roni.
Beliau berharap para santri ICBS menjadi kader dakwah dan kader umat di masa depan—siap menjadi ulama, tokoh masyarakat, pejabat, maupun profesional yang tetap membawa nilai Islam. “Santri ICBS harus jadi icon Islam, panutan di tengah umat, baik dari ibadah, pemikiran, maupun akhlaknya,” tutup beliau.
Dengan tingginya peminat, jelas bahwa santri yang diterima di INSAN CENDEKIA BOARDING SCHOOL (ICBS) adalah mereka yang terpilih dan beruntung. Mereka bukan hanya mendapatkan pendidikan agama yang kuat, tetapi juga kesempatan mengembangkan diri melalui fasilitas dan program modern. PPDB ICBS bukan sekadar seleksi masuk sekolah, melainkan pintu menuju masa depan gemilang.
