Semarak Ramadhan di kampung halaman

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, Bulan ini selalu menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Datangnya bulan suci ini selalu membawa nuansa yang berbeda pada setiap tahunnya, memberikan peluang untuk introspeksi, pertumbuhan iman, dan meningkatkan interaksi sosial dengan masyarakat. Pengalaman dan aktivitas selama Bulan Ramadhan bukan hanya tentang ibadah dan peningkatan iman, tetapi juga tentang bagaimana kita menguatkan ikatan sosial dan empati terhadap sesama manusia dan makhluk hidup ciptaan Allah lainnya.
Bulan Ramadhan adalah waktu dimana kita sebagai umat Muslim diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum dan aktivitas lainnya di mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Ini adalah waktu yang penuh dengan ujian baik tantangan fisik seperti menahan lapar ataupun tantangan bathin seperti menahan amarah, namun ini juga memberikan kesempatan besar untuk meningkatkan kesadaran iman atas nikmat Allah yang selama ini kita nikmati. Saat berpuasa, kita lebih memahami arti dari kesabaran, pengendalian diri, dan rasa syukur atas nikmat-nikmat yang diberikan Allah SWT. Dan menjadi pelajaran bagi kita semua bahwasannya ada sebagian orang yang tidak setiap hari dapat menikmati makan yang cukup apalagi makanan yang enak.
Pada Ayat 185 dari Surah Al-Baqarah adalah salah satu ayat yang sangat penting dalam Islam, karena menjelaskan tentang kewajiban berpuasa selama bulan Ramadan dan memberikan pedoman tentang bagaimana melaksanakannya dengan penuh kebijaksanaan dan kemudahan. Berikut adalah terjemahan ayat tersebut:
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.”
Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan bahwa bulan Ramadan adalah bulan di mana Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia. Di dalamnya terdapat penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk tersebut serta perintah-perintah yang membedakan antara yang benar dan yang salah. Allah SWT kemudian menegaskan bahwa siapa pun yang berada di tempat tinggalnya pada bulan Ramadan harus berpuasa.
Namun, Allah juga memberikan keringanan bagi orang yang dalam keadaan sakit atau sedang melakukan perjalanan. Mereka diizinkan untuk tidak berpuasa dan menggantinya dengan berpuasa di hari-hari lain. Hal ini menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang penuh dengan rahmat dan kemurahan, yang menginginkan kemudahan bagi umat-Nya.
Allah SWT juga menekankan pentingnya bersyukur atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada manusia. Dengan melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadan, umat Islam diberikan kesempatan untuk meraih keberkahan dan kesucian iman, serta untuk meningkatkan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya.
Ayat ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang makna dan tujuan berpuasa selama bulan Ramadan, serta mengajarkan umat Islam untuk menjalankan kewajiban mereka dengan penuh kesadaran dan rasa syukur kepada Allah SWT. Salah satu aktivitas yang sangat penting selama Bulan Ramadan adalah membaca Al-Quran. Setiap muslim diharapkan untuk merenungkan ayat-ayat suci ini dengan lebih dalam dan memperkuat hubungannya dengan Allah SWT. Membaca Al-Quran tidak hanya membawa ketenangan dan kebahagiaan bagi jiwa, tetapi juga membantu kita memahami ajaran agama dengan lebih baik, sehingga kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selama Bulan Ramadan, banyak kegiatan sosial dan kemanusiaan yang dapat kita lakukan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Mulai dari menyantuni anak yatim, memberikan makanan kepada orang-orang yang kelaparan seperti berbagi takjil dan makan, hingga menggalang dana untuk proyek amal. semua ini adalah bagian dari nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan oleh Islam. Partisipasi dalam kegiatan-kegiatan ini tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memberikan rasa kepuasan dan kedamaian batin bagi yang terlibat. Salah satu momen paling indah dari Bulan Ramadan adalah semangat berbagi. Tradisi berbagi makanan dengan tetangga, teman, dan keluarga adalah bagian yang tak terpisahkan dari budaya Ramadan khususnya di indonesia. Hal ini tidak hanya menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara kehidupan bermasyarakat, tetapi juga mengajarkan kita tentang pentingnya berbagi rezeki dan menjaga hubungan yang baik dengan sesama.
Dari pengalaman saya ada beberapa yang sangat berkesan dalam hidup saya saat bulan Ramadhan dan akan saya ceritakan melalui ketikan ini:
Bergotong-royong membersihkan pandan perkuburan
Yang pertama yang akan kami lakukan saat menyambut bulan suci Ramadhan adalah dengan membersihkan tanah makam kuburan yang ada di kampung kami, tanpa memandang kuburan siapa, siapa keluarga semuanya kami bersihkan dengan niat agar tempat ini menjadi bersih dan sebagai sarana mengingat semua perjalanan kehidupan di dunia akan berakhir di tempat ini. Biasa ini di lakukan di hari ahad atau minimal 1 pekan sebelum hari pertama puasa ditetapkan, kegiatan ini dia awali dengan himbauan dari masjid dan surau yang ada di seluruh kampung. Kemudian di hari yang telah di tentukan semua lapisan masyarakat terlibat baik yang tua, muda, ibu, bapak semuanya memiliki peran masing-masing, seperti anak-anak mendapatkan bagian untuk mengumpulkan sampah dan mengangkatnya ke tempat yang telah ditentukan, kemudian untuk bapak bapak biasanya memotong rumput dengan sabit dan alat pemotong rumput lainya dan ibuk-ibuk mendapatkan bagian untuk menyiapkan makanan baik itu kue dan nasi yang nantinya untuk makan bersama. Kemudian setelah kegiatan membersihkan makam selesai biasanya ketua adat mengumpulkan semua masyarakat di tempat yang telah disediakan, setelah itu masing-masing dari ketua adat bergantian menyampaikan pesan dan ucapan terimakasih dan dilanjutkan dengan makan bersama. Semua wajah bergembira melalui semua prosesi ini, dan sesuai makan kita kembali di pimpin oleh seorang mubaligh untuk membaca doa syukur dan bersiap untuk menyambut datangnya bulan puasa.
Menunggu Berbuka Puasa Bersama Teman-Teman
Setiap hari menjelang waktu berbuka, suasana di sekitar masjid menjadi hidup. Saya dan teman serta para warga berkumpul di halaman masjid untuk berbuka puasa bersama, dimana setelah seharian beraktivitas dan bekerja. Mereka duduk bersama, berbincang-bincang, dan menikmati kebersamaan menjelang waktu berbuka puasa. Dan di ramaikan dengan anak-anak kecil yang berlarian seakan tidak pernah letih untuk bermain Suasana penuh kehangatan ini membuat menunggu waktu berbuka puasa menjadi lebih menyenangkan. Setiap sore setelah ashar selalu ada tim dari ibu-ibu yang bergantian untuk menyiapkan makanan dan tempat berbuka puasa. Momen ini menjadi momentum untuk berkumpul dan bergotong-royong antar warga dimana ini dapat melestarikan budaya tolong-menolong.
Shalat Magrib Isya, dan Tarawih
Setelah berbuka puasa, umat Muslim bersiap untuk melaksanakan shalat magrib, diikuti dengan shalat isya dan tarawih. Shalat-shalat ini dilakukan dengan penuh khidmat dan kekhusyukan, memperkuat ikatan spiritual antara manusia dan penciptanya. Itu kalau dilaksanakan sekarang, dulu ini menjadi momen yang membahagiakan karena masjid dan surau menjadi sangat ramai dan berdesakan. Bisa bertemu dengan teman yang tidak satu sekolah ataupun satu tempat mengaji. Di hari biasa surau tidak pernah ramai dan adapun kegiatan biasanya oleh lansia untuk solat berjamaah dan mengaji oleh anak sekolah.
Membaca Al-Quran secara tadarus
Di antara waktu-waktu saat bulan ramadhan, banyak orang memanfaatkan waktu tersebut untuk membaca Al-Quran. Dengan mushaf Al-Quran di tangan, mereka duduk dengan khusyuk sambil menunggu waktu berbuka maupun sekedar untuk mengisi waktu kosong. Membaca Al-Quran di waktu-waktu seperti ini memberikan ketenangan dan keberkahan bagi kita. Dan juga sesuai salat tarawih selalu berkumpul duduk melingkar untuk melakukan tadarus. Masya Allah sungguh momen yang ingin dirasakan setiap hari
Mengumpulkan Sumbangan dari Tetangga dan Teman-Teman
Bulan Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk melakukan amal kebaikan. Banyak orang yang aktif mengumpulkan sumbangan dari tetangga dan teman-teman untuk disalurkan kepada yang membutuhkan. Pengalaman ini mengajarkan nilai-nilai kepedulian dan berbagi rezeki kepada sesama.
Mengirimkan Paket Makanan kepada Orang-orang yang Membutuhkan
Sebagai bagian dari amal kebaikan, banyak orang juga terlibat dalam kegiatan mengirimkan paket makanan kepada orang-orang yang membutuhkan. Paket makanan ini berisi makanan pokok dan kebutuhan sehari-hari lainnya, membantu meringankan beban mereka yang kurang beruntung.
Dan banyak hal seru dan menariknya yang barangkali belum bisa untuk dituliskan saat ini semuanya