Seni mengisi waktu luang

Dua nikmat yang membuat manusia sering tertipu, yaitu kesehatan dan waktu luang (HR. Bukhari no. 6412). Dua hal ini mestilah kita antisipasi mulai dari sekarang. Mungkin banyak dari kita yang sudah sering mendengar tentang hadits tersebut, baik dalam ta’lim, khutbah jum’at, sampai-sampai konten singkat di media sosial kita. Namun, intensitas itu tidak banyak membuat sebagian orang untuk benar-benar merenungkannya. Katakanlah nikmat kesehatan. Ketika seseorang membaca dan mendengar hadits di atas, seketika terbesit dalam hatinya ingin sungguh-sungguh memperhatikan kesehatannya, karena menurut dia, apabila hari ini kita tidak menjaga kesehatan, maka kerugian akan kita terima di hari esok. Akan tetapi perenungannya tersebut justru dilakukannya pada saat dia sedang merokok. Katakanlah nikmat waktu luang. Ketika seseorang secara sadar melihat konten media sosial yang berkaitan dengan hadits tersebut, terbesit pula dalam pikirannya, ”apakah saya akan terus hidup seperti ini saja?”. Namun beberapa menit kemudian dia melanjutkan aktivitasnya dengan memperbanyak scrolling dunia maya, seakan lupa ada dunia nyata. Banyak dari kita yang sudah mengetahui akan suatu ilmu, akan tetapi sangat sedikit yang secara sungguh-sungguh menerapkan ilmu yang sudah diketahuinya. Maka pada pembahasan singkat kali ini marilah kita renungkan bagaimana penerapan salah satu poin kenikmatan pada hadits di atas; yakni waktu luang.
Waktu. Saking pentingnya waktu, sampai-sampai Allah turunkan dalam Al-Qur’an satu surat tentang waktu, yaitu surat ke-103 Al-’Ashr yang artinya: ”Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran” (QS. 103: 1-3).
Setiap kita diberikan oleh Allah jatah waktu yang sama; 24 jam dalam satu hari, 30 hari dalam satu bulan, dan 12 bulan dalam satu tahun. Inilah salah satu bentuk keadilan dan ke-Maha Baikan-Nya. Namun pada kesamaan jatah waktu tersebut, masing-masing kita memiliki cara-cara tersendiri untuk memanfaatkannya. Ada orang yang bisa menamatkan sekian Juz Al-Qur’an dalam satu hari, ada orang yang bisa menghafal Al-Qur’an dalam satu bulan, dan ada orang yang bisa membangun usaha yang sukses dalam waktu satu tahun. Namun disamping hal-hal positif tersebut, ada juga yang justru menggunakan jatah waktu tersebut untuk hal-hal negatif. Sebutlah contohnya, dalam satu hari itu ada orang yang hanya menghabiskan waktunya untuk foya-foya, melupakan sholat, sampai-sampai menutup 24 jamnya tersebut dengan tidak sholat dan membaca Al-Qur’an sama sekali. Na’udzubillah. Dan banyak lagi contoh yang mungkin secara nyata kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Maka ada beberapa tips agar kita tidak jatuh pada kesia-siaan dalam menggunakan waktu.
Pertama, niat. Niat merupakan sesuatu yang paling krusial dalam segala hal dalam kehidupan kita. Kita akan mendapatkan sesuai dengan apa yang kita niatkan. Maka apabila seseorang secara sungguh-sungguh ingin memanfaatkan waktunya kepada hal-hal yang baik, hendaklah dia memperbaiki niatnya terlebih dahulu. Kelak kita sudah dapat mengelola waktu luang dengan hal-hal positif akan bagaimanakah dirinya, apakah sekedar untuk menjadi seseorang yang selalu terlihat sibuk, seseorang yang memiliki tumpukan jadwal, ataukah seseorang yang tetap bisa menyeimbangkan urusan dunianya dengan urusan akhirat. Maka sebaik-baik niat hendaklah ditujukan kepada Allah semata.
Kedua, manajemen waktu dan kegiatan. Setiap kita hendaklah memiliki jadwal harian tersendiri yang bisa kita buat pada buku catatan ataupun gadget kita. Tujuannya adalah agar waktu-waktu yang kita lalui setiap harinya itu tidak hanya seperti air mengalir saja. Beruntung jikalau air mengalir pada tempat-tempat yang elok, namun apa jadinya bila air tersebut mengalir pada tempat-tempat yang kotor. Maka hal ini bisa kita siasati dengan membuat To Do List Personal masing-masing kita. Semisal pada jam sekian kita akan ambil absen di kantor, jam sekian kita akan mengajar di kelas, jam sekian kita akan memperbaiki motor, dan sebagainya. Sehingga kita mengetahui jam-jam tertentu yang memang kita luang disana. Maka disanalah kita masukkan hal-hal produktif lainnya untuk mengisi keluangan waktu tersebut, bisa dengan menulis, membaca, mendengarkan podcast, dan sebagainya. Tidak hanya kesibukan-kesibukan duniawi saja kiranya yang kita masukkan pada To Do List Personal kita, namun aktivitas-aktivitas ibadah harian kita hendaklah kita juga perhatikan. Seperti pada hari ini jam sekian kita akan melakukan sholat dhuha, jam sekian kita akan menambah hafalan, jam sekian kita akan dzikir petang, dan sebagainya.
Ketiga, konsisten. Dan tips terakhir yaitu konsisten. Dalam Islam kita mengenal dengan istiqomah. Ketika kita mengerjakan kebaikan, anjuran dalam hadits yaitu ”Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim no. 783). Maka ketika kita memulai untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal baik, lihatlah terlebih dahulu kapasitas diri kita. Sejauh mana kita sanggup untuk mengerjakannya. Jangan sampai kita melakukan begitu banyak hal-hal positif hari ini, namun menjadi terputus di hari-hari selanjutnya karena kita tidak berat mengerjakannya. Biarlah kita memulainya dari yang kecil-kecil terlebih dahulu, akan tetapi hal tersebut terus kita lakukan dan jaga dalam waktu yang lama. InsyaAllah, seiring berjalannya waktu kesanggupan kita akan meningkat, dan hal-hal baik tersebut perlahan akan bertambah dengan sendirinya.