Insan Cendekia Basic Training Angkatan VIII: Melahirkan Pegawai Berkualitas dan Berkarakter

Harau – Insan Cendekia Basic Training (ICBT) Angkatan VIII sukses digelar pada Jumat–Sabtu (12–13 September 2025) di Aula Raudhoh Kampus Harau Putri. Kegiatan yang diikuti oleh 48 orang guru, pembina asrama, dan karyawan baru di lingkungan ICBS ini mengangkat tema “Lahirkan Pegawai yang Siap Menyebarkan Nilai-Nilai Cerdas, Islami, Mandiri, dan Berprestasi.”
ICBT menjadi agenda tahunan yang dirancang untuk menyambut dan membekali pegawai baru ICBS. Melalui kegiatan ini, peserta diperkenalkan pada sistem kerja, aturan, serta nilai-nilai dasar yang menjadi ciri khas lembaga. Lebih jauh, ICBT juga bertujuan menumbuhkan karakter Islami, memperkuat visi ICBS, serta memberikan bekal kepemimpinan dan penjelasan TUPOKSI sesuai jabatan masing-masing.
Ustadz Achmad Fadhlan Yazid, S.T., M.Si., selaku Kepala Pelaksana ICBT sekaligus bagian SDM ICBS, menegaskan dalam sambutannya bahwa kegiatan ini adalah bentuk keseriusan ICBS dalam meningkatkan kualitas pegawai. “ICBT adalah ikhtiar kita untuk memastikan seluruh civitas ICBS memahami perannya, bekerja sesuai SOP, dan menjadi teladan dalam lingkungan kerja Islami,” ungkapnya.
Rangkaian acara diawali pada hari Jumat dengan seminar oleh Pak Yengki Otrio, yang menekankan pentingnya kerja tim. Ia mengingatkan bahwa tidak ada pekerjaan yang bisa diselesaikan sendirian, karena setiap pegawai adalah bagian dari roda besar ICBS yang harus saling mendukung.
Pada hari Sabtu, peserta mendapat materi dari Ustadz H. Hanan Putra, Lc., M.A. yang menekankan pentingnya bekerja ikhlas dan mengharap ridha Allah. Setelah itu, Ustadz Roni Patihan, Lc. menyampaikan sejarah perjalanan ICBS dan semangat perjuangan di balik berdirinya lembaga ini. Seusai Dzuhur, kegiatan dilanjutkan dengan paparan dari Pak Boy Martin, S.E. tentang sistem kepegawaian dan profesionalitas kerja.
Selain seminar, peserta juga mengikuti Focus Group Discussion (FGD) yang terbagi dalam sepuluh kelompok. Tema-tema yang dibahas sangat dekat dengan realitas kerja sehari-hari, mulai dari strategi pendidikan karakter, sinergi guru dan pembina asrama, hingga inovasi pembelajaran dan pembinaan siswa. Diskusi juga menyinggung tantangan khas pendidikan berasrama, keseimbangan akademik–non akademik, kesejahteraan siswa, serta pentingnya komunikasi yang efektif dengan orang tua.
Dari forum ini, lahir gagasan-gagasan segar, seperti penggunaan teknologi dalam pembelajaran, program pengembangan bakat siswa, serta strategi menciptakan lingkungan positif yang bebas dari perundungan.
Salah seorang peserta mengungkapkan kesannya, “Kegiatan ini membuat saya lebih paham bagaimana peran saya tidak hanya sekadar mengajar, tetapi juga membina karakter siswa. Saya merasa lebih siap menghadapi tantangan di ICBS.”
Peserta lain menambahkan, “Melalui ICBT ini, saya jadi lebih mengenal sistem, aturan, dan sejarah ICBS. Ini sangat penting agar kami bisa bekerja sejalan dengan visi besar lembaga.”
Dengan berakhirnya ICBT Angkatan VIII, para peserta tidak hanya membawa pengetahuan baru, tetapi juga semangat dan motivasi untuk menjalankan amanah di ICBS. Harapannya, pegawai yang lahir dari kegiatan ini akan menjadi bagian dari keluarga besar ICBS yang cerdas, Islami, mandiri, dan berprestasi, sesuai dengan visi lembaga.
