M. Faiz El Hakim Persembahkan Medali Perak OMI 2025: Jejak Perjuangan, Ketekunan, dan Spirit Pendidikan ICBS

Prestasi kembali mengharumkan nama Insan Cendekia Boarding School (ICBS). Pada ajang Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) Tingkat Nasional 2025, santri SMP-IT ICBS Payakumbuh, M. Faiz El Hakim, berhasil meraih Medali Perak untuk bidang Matematika Terintegrasi. Pencapaian ini bukan hanya kemenangan pribadi seorang santri, tetapi juga bukti nyata keberhasilan proses pendidikan, pembinaan, dan dukungan kolektif di lingkungan ICBS.
Kabar prestasi ini disambut rasa bangga dan haru oleh seluruh keluarga besar ICBS, terutama karena perjuangan Faiz menuju tingkat nasional bukan perjalanan yang mulus. Ia tumbuh dari proses panjang yang penuh latihan, disiplin, kegagalan, evaluasi, hingga akhirnya menemukan momentum besar melalui ajang OMI.
Perjuangan Panjang Seorang Santri
Kepala SMP-IT ICBS, Ustadz Dr. Vikry Rahmaddani, S.Sos., M.A, menggambarkan keberhasilan Faiz sebagai hasil dari “nikmat Allah yang dibarengi kerja keras luar biasa.” Beliau menuturkan bahwa Faiz adalah santri yang menyeimbangkan belajar dan ibadah dengan penuh kesungguhan. Ketika banyak siswa seusianya masih beradaptasi dengan tugas-tugas akademik dasar, Faiz justru sudah melangkah jauh, bersaing di panggung nasional.
Menurut Ustadz Vikry, kerja keras Faiz terlihat jelas dari ketekunannya mengulang materi, memecahkan soal-soal berat, dan menambah jam belajar tanpa diminta. Lebih mengharukan lagi, di tengah rutinitas akademik dan pembinaan pesantren, Faiz mampu menjaga ibadah sunnah sebagai bagian dari persiapan mental dan spiritualnya. “Dengan umur sekarang, ia sudah sampai tingkat nasional dan meraih medali perak, bersaing dengan peserta dari seluruh penjuru Indonesia,” ungkapnya.
Pembinaan Intensif dan Konsisten
Proses pembinaan Faiz tidaklah sederhana. Ustadzah Elia Rahmi, S.Pd., guru pembimbing olimpiade, memaparkan bagaimana Faiz menjalani jadwal pembelajaran yang sangat ketat selama berbulan-bulan. Setiap hari, dari pukul 08.00 hingga 15.00, ia belajar bersama guru matematika SMP-IT ICBS. Malam harinya, Faiz mengikuti pembinaan online dari lembaga olimpiade nasional.
Selain belajar teori dan soal, Faiz juga ditempa melalui berbagai kompetisi: lomba kampus, lomba sekolah, kompetisi tingkat kota, hingga OSN. Tidak semua berakhir dengan kemenangan. Ada hasil harapan, ada kekalahan, dan ada rasa kecewa. Namun Faiz tidak pernah mundur—sebaliknya, ia menjadikan semuanya sebagai latihan mental untuk semakin matang.

Titik kritis terjadi ketika dua tahun berturut-turut Faiz gagal melaju ke OSN tingkat nasional meskipun meraih posisi tinggi di tingkat kota. Namun, kegagalan itu justru menjadi titik balik. Saat kesempatan OMI datang, Faiz memantapkan tekad. Tantangan barunya adalah mempelajari matematika yang terintegrasi dengan materi PAI—sesuatu yang menuntut kecermatan lebih tinggi. Ia menambah porsi belajar, mendalami materi syariah bersama guru ICBS lulusan Timur Tengah, dan menghabiskan waktu ekstra untuk latihan soal.
Ketika tahap provinsi bertepatan dengan program Birul Walidain, Faiz harus belajar sendiri. Meski begitu, ia tetap meminta soal setiap hari dan terus berkonsultasi dengan guru pembimbing. Konsistensi itu membuahkan hasil: Faiz meraih peringkat 1 tingkat Provinsi Sumatera Barat, dan berangkat menuju nasional di Banten. Di panggung nasional, ia bersaing ketat selama lima hari (10–14 November 2025). Ketekunan dan ketenangan mentalnya menghasilkan sesuatu yang layak dicatat dalam sejarah sekolah: Medali Perak OMI 2025.
Tantangan Materi, Mental, dan Manajemen Waktu
Ustadzah Elia menyebut bahwa tantangan terbesar adalah integrasi matematika dengan materi agama. Santri harus memahami dua disiplin sekaligus dalam konteks olimpiade, yang tentu menuntut kecerdasan teknis dan pemahaman syariah. Namun semua itu dapat dilalui karena ICBS memberikan dukungan penuh, baik berupa waktu belajar yang lapang, akses pembinaan tambahan, fasilitas belajar daring, hingga motivasi dari pimpinan. Guru-guru pun aktif memantau perkembangan Faiz, memastikan ia berada pada jalur pembinaan yang tepat.

Cermin Kualitas Pendidikan ICBS
Kepala SMP-IT ICBS menegaskan bahwa keberhasilan Faiz adalah bukti bahwa ICBS mampu mencetak santri yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kuat secara karakter. Prestasi ini mencerminkan kekuatan visi, manajemen pembinaan, dan sinergi antara guru, santri, dan orang tua.
Menurut Ustadz Vikry, ICBS adalah lembaga yang tidak hanya mengejar prestasi semata. Lebih dari itu, ICBS ingin menanamkan adab, akhlak, kerendahan hati, dan keistiqamahan dalam setiap proses pencapaian. Prestasi hanyalah “buah”—sedangkan akar utamanya adalah karakter kuat yang dibentuk melalui pendidikan yang seimbang antara ilmu dan adab.
Pesan untuk Generasi Berprestasi ICBS
Baik Ustadz Vikry maupun Ustadzah Elia berharap Faiz tidak cepat puas dan terus menjadi pribadi yang tekun, rendah hati, dan selalu haus akan ilmu. Ustadzah Elia memberikan pesan penuh makna bahwa “persiapan terbaik dan usaha terbaik akan menghasilkan hasil terbaik pula.” Ia juga menekankan pentingnya tetap menjadi anak yang baik, jujur, dan mendengarkan nasihat guru serta orang tua. “Ustazah menunggu kabar-kabar baik selanjutnya. Tetaplah berada di lingkaran siswa berprestasi,” ujarnya.
Perwujudan Visi ICBS
Prestasi Faiz adalah gambaran nyata dari apa yang selama ini diperjuangkan ICBS: Terwujudnya Generasi Cerdas, Islami, Mandiri, dan Berprestasi. Cerdas karena santri dibimbing dengan kurikulum yang terarah dan kompetitif. Islami karena proses pembinaannya ditopang dengan adab, ibadah, dan nilai-nilai Qur’ani. Mandiri karena santri dilatih memikul tanggung jawab, mengatur waktu, dan menghadapi tantangan secara dewasa. Berprestasi karena hasil akhirnya melahirkan santri yang mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional.
Prestasi Faiz menjadi gambaran nyata dari arah pendidikan ICBS yang senantiasa berupaya mewujudkan visi lembaga, yaitu “Terwujudnya generasi yang cerdas, islami, mandiri, dan berprestasi.”
Capaian akademik tingkat nasional ini menunjukkan bagaimana ICBS tidak hanya mendidik santri untuk menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter islami yang kuat melalui pembiasaan ibadah dan adab. Kemandirian tumbuh dari proses latihan yang panjang dan tanggung jawab tinggi dalam setiap tahapan persiapan lomba. Semua itu pada akhirnya melahirkan sosok santri yang siap berprestasi, mampu bersaing di level nasional, dan membawa kebanggaan bagi keluarga besar ICBS.
Tag:#BelajarBersama, #BoardingSchool, #BoardingSchoolIndonesia, #CintaIlmu, #GenerasiCendekia, #ICBSPAYAKUMBUH #ICBS #insancendekia #MFQNasional #SantriICBSBerprestasi #insancendikiaboardingschool #insancendekiaboardingschoolpayakumbuh #IslamicBoardingSchool, #infosumbar, #infosumbar #insancendekiaboardingschoolpayakumbuh, #insancendekiaboardingschool, #insancendekiaboardingschoolpayakumbuh, #InsanCendekiaPayakumbuh, #insancendikiaboardingschool, #IslamicBoardingSchool, #islamicschool, #KegiatanSiswa, #loker, #MFQNasional, #PendidikanBerkualitas, #PendidikanKarakter, #PesantrenModern, #pondokpesantren, #pondokpesantrenpayakumbuh, #pondokpesantrensumbar, #ponpes, #ponpessumbar, #PPDB, #prestasi #SantriICBSBerprestasi, #prestasisantri, #santri, #SantriICBSBerprestasi, #santrijuara, #SekolahIslam, #SekolahUnggulan, #tahfidz, education, guru, ICBS, icbspayakumbuh, insancendekia, juara, lowongan, payakumbuh, pesantren, prestasi, ramadhan, siswa, tingkat provinsi
