Kedatangan 1190 Siswa Baru ICBS Payakumbuh Berlangsung Semarak
Kedatangan siswa baru di Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Payakumbuh berlangsung semarak. Sejak bakda Subuh, siswa bersama orang tuanya sudah memadati 4 kampus ICBS yakni Padang Kaduduak, Lampasi, Harau, dan Payobasung, Senin (15/7).
“Selamat datang siswa baru ICBS Tahun Pelajaran 2019/2020. Kami sangat berbahagia menyambut kedatangan siswa baru ICBS yang jumlahnya tahun ini mencapai 1190 orang,” ujar Pimpinan ICBS Payakumbuh Ustaz Roni Patihan, Senin (15/7).
Untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan, kegiatan penyambutan siswa baru dilakukan selama 2 hari yakni Sabtu (13/7) dan Minggu (14/7). Kepada orang tua ataupun wali, Ustaz Roni berpesan agar meneladani ibunda Imam Syafi’i yang tegar dan kuat melepas anaknya pergi menuntut ilmu jauh dari kampung halamannya. “Jadilah kuat dan tegar sebagaimana ibunda Imam Syafi’i yang berkata, nak, kelak kita berjumpa di surga,” ucapnya.
Kepada para siswa, Alumni LIPIA Jakarta itu berpesan agar belajar yang tekun dan rajin beramal untuk meraih pahala sebanyak mungkin. Semoga Allah memberkahi langkah kita dalam rangka taat dan beribadah kepadaNya,” tutur Ustaz Roni.
Dengan bertambahnya 1190 siswa baru ini maka total siswa ICBS semuanya baik SMP maupun SMA berjumlah 2502 siswa yang tersebar pada 4 kompleks ICBS termasuk kampus Insan Cendekia Mandiri (ICM) di Payobasung. Pimpinan ICM, Ustaz Hannan Putra mengatakan, Kampus ICM yang baru buka tahun ini adalah Kampus Mandiri dari ICBS. “Alhamdulillah, kampus ICM sudah menerima 117 siswa. Ini semua amanah besar dari Allah SWT yang harus kami jalankan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ustaz Hannan menjelaskan tentang pengelolaan siswa yang semakin diperbaiki. Di antaranya transaksi keuangan dengan memakai sistem virtual. Para orang tua cukup mengunduh aplikasi ICBS di sistem Android HP mereka. Semua akses mulai tentang keuangan hingga pengawasan siswa bisa seluruhnya dari aplikasi tersebut.
“Aplikasi ini sebagai kelanjutan dari komitmen kami sehingga tidak perlu lagi menggunakan uang kertas. Semuanya sudah sistem digital untuk memudahkan pengontrolan keuangan dan evaluasi siswa,” ucapnya.
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir itu menyampaikan, setiap siswa menggunakan kartu debit untuk berbelanja di lingkungan kampus. Dengan model seperri ini, siswa tidak lagi mengeluhkan kehilangan uang. “Para orang tua atau wali menjadi lebih tenang karena ada batasan belanja siswa per hari, hingga item belanjaan yang bisa mereka awasi pada aplikasi,” tutur Ustaz Hannan.
Khusus untuk kampus ICM, ada program khusus yang ditawarkan. Di antaranya program berbahasa asing yakni Arab dan Inggris yang dikelola lebih profesional. “Niat awal berdiri kampus yang kita tempati ini memang sebagai tempat belajar bahasa asing. Alhamdulillah, seluruh ustaz dan pembina asrama kami fasih berbahasa asing,” kata Ustaz Hannan.
Dia menekankan, sejak hari pertama saja tidak ada lagi para guru dan karyawan yang menggunakan bahasa Indonesia. “Alhamdulillah sejak hari pertama kami sudah memulai. Nanti untuk tiga bulan ke depan, siswa kami juga akan dididik oleh guru-guru Bahasa Inggris yang didatangkan langsung dari Pare, Kediri. Semoga anak didik lebih cepat menguasai bahasa asing sebagai kunci ilmu untuk membuka pintu dunia,” tutur Ustaz Hannan.